Kamis, 26 Desember 2013

Ini Surat yang Kesekian Dariku; Pengagummu


Surat ini kutulis ketika malam itu aku merasa sendiri dengan ribuan bayangan wajahmu. Aku merindukan kamu yang beberapa hari terakhir, muncul dalam kehidupanku. Surat dengan alamat yang sangat jelas. Kamu.


Kamis, 05 Desember 2013

Gila



Mungkin, hanya sebuah perasaan tajam yang menikam hati saya. Menyadari anda benar-benar telah meninggalkan dunia saya, tanpa permisi. Menyadari bahwa anda telah memasuki dunia orang lain tanpa sepengetahuan saya. Padahal, saya berusaha mengundang anda untuk masuk ke dunia saya. Dunia yang pernah anda jelajah, yang pernah menjadi sumber tawa dan senyum anda. Yang baru sekarang saya rindukan, sejak anda menghilang.

Selasa, 12 November 2013

Apa Nama yang Tepat Untuk Rasa Ini?



Rasa ini hampir punah. Rasa ini hampir musnah. Rasa ini hampir hilang. Rasa ini hampir padam. Rasa ini hampir menguap. Rasa ini sudah tak berdaya. Rasa ini sudah berada pada suatu ujung. Rasa ini sudah begitu sepi. Rasa ini sudah berada pada masanya untuk segera beranjak. Rasa ini sudah menunjukkan titik lelahnya. Rasa ini sudah tak ada orang yang menggubris, termasuk aku, pemilik dari rasa ini.

Sabtu, 09 November 2013

Dilema (Episode terakhir)



Episode lalu....

Air mataku kian deras.

            “Mas Fian tahu, kamu dilema. Maafin, Mas Fian ya,” Aku memeluk Mas Fian dengan tangis yang semakin tak terbendung.
 

Senin, 04 November 2013

6 Orang Beruntung yang Merajai Kisah si Penulis




Terima kasih untuk si penulis yang mengizinkan saya mengirim tulisan ini dalam blog pribadi saya :) Terima kasih untuk si penulis enggan disebut namanya ini telah mengizinkan saya membagi tulisan ini :) Tak lupa, selamat untuk 6 orang beruntung yang menjadi ide cerita si penulis :) Selamat membaca.

Sabtu, 02 November 2013

Dilema (Episode 4)



Episode lalu...

Aku terduduk lemas di sisi ranjang. Apakah hanya karena perkara Renata, aku dan kakak kandungku sendiri bertengkar? Dengan sepupuku sendiri, hubunganku renggang? Apa mereka tidak tahu alasanku berkata begini? Tak lain, karena aku tak ingin mereka sakit hati.
      Pagi ini, aku memasak daging sapi ala Mama favorit Mas Vano. Dengan harapan, kerinduan dengan Mama agak terobati. Aku sudah menyiapkan nasi beserta lauk, lalu kutinggal mandi bersiap ke sekolah. Usai mandi, kulihat Mas Vano dan Mas Fian sudah mengambil nasi, sarapan.

Sepotong Kata Maaf



         
         




Fino murung. Teman sebangku sekaligus sahabatnya tidak masuk hari ini. Ia menatap bangku di sampingnya dengan tatapan kosong. Walaupun sekarang adalah pelajaran matematika, favoritnya, ia tetap membatin pilu. Fino juga memastikan, Dika, teman sebangkunya, tidak punya catatan materi terbaru hari ini. Dika juga pasti belum tahu, jika pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan harian. Fino mendesah perlahan.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Dilema (Episode 3)



Episode lalu...
Tekad apa yang harus kupegang agar tak terjatuh saat menyelamatkan Mas Fian dan Mas Vano dari akal licik Renata? Haruskah aku menunggu agar mereka putus? Apakah aku mampu bersabar melihat kakakku sendiri diperdaya? Apakah aku mampu menerima dengan ikhlas kakakku disakiti?
          
Di sekolah, aku masih memikirkan kejadian tempo hari. Pertemuanku dengan Renata dan Mas Vano yang tentu saja mengejutkanku, masih berputar-putar dalam kepalaku. Aku tak ingin diam saja. Aku ingin bertindak. Tapi apa?

Jumat, 25 Oktober 2013

Setelah Sapaan Singkatmu, Siang itu



Kita kembali dipertemukan. Tapi dalam tema yang berbeda. Sudah ada 3 kali peristiwa berbeda yang Tuhan ciptakan untuk mempertemukanku kembali denganmu. Membuatku kian kuat untuk berharap kamu berada di sisiku. Yang pertama, aku mulai dari dunia maya. Dunia yang pernah kita jelajah untuk saling berinteraksi, saling tertawa, berbincang, saling berbagi cerita, tentang sekolah, teman, hingga cinta. Apakah kamu ingat? Itu terjadi sekitar 2 tahun yang lalu. Saat kita menimba ilmu di lembaga yang berbeda.

Yang kedua, adalah kita dipertemukan dalam masa MOS. Masa-masa dimana aku belum menyadari betapa aku ingin kamu berada di sampingku. Aku belum mengerti, aku belum menyadari bahwa aku akan mengharapkan kamu lebih dari sekedar teman, lebih dari sekedar kakak kelas. Masa MOS, yang semakin mempererat hubungan kita, sebagai teman. Kembali tukar menukar cerita melalui dunia maya. Seakan mengingat bahwa pertama kali kita terhubung melalui dunia maya. Aku juga ingat dan akan terus mengingatnya jika kamu selalu membagi pengalamanmu saat menimba ilmu di sekolah itu. Sekolah yang menjadi tujuanku setelah lulus dari ujian-ujian memusingkan yang kupelajari selama 6 tahun.

Selasa, 22 Oktober 2013

Untuk Kamu, yang Tidak Menyadari Keberadaanku





Dear kamu yang tak akan kusebutkan namanya di sini.
Aku ternyata wanita yang benar-benar bodoh. Aku sudah bilang jika perasaan ini sudah HILANG. Tapi nyatanya? Aku masih sakit melihat kalian berjalan, berdua. HANYA berdua. Apa yang sedang kamu pikirkan? Kesenangan nafsu belaka? Atau hanya ingin meledekku yang enggan mengenyahkan perasaan ini? Hei! Perasaan ini sudah berusaha kumusnahkan. Tapi, justru itu yang membuatku makin ingat dan terus mengingatnya.

Jumat, 18 Oktober 2013

Dilema (Episode 2)



Episode lalu...
Apa yang aneh dengan cewek ini? Apa ada masalah dengannya? Apa ada hubungannya dengan Wirya Utama? Cowok penghuni kelas sebelah yang bikin gue betah ngeliatin dia secara diam-diam.

            Setelah beberapa kali Tama menolak, akhirnya dia nerima proposal gue. Syukurlah. Dari wajahnya, mengisyaratkan kepuasan. Eh tapi, bukan Cuma karena proposal gue diterima, tapi karena insiden kecil dalam ruang rapat tadi yang bikin gue mesam mesem nggak jelas. Begini ceritanya.

Selasa, 15 Oktober 2013

Setelah Kabar Siang Ini



Selamat hari raya kurban Mas! Selamat juga udah ngasih kejelasan tentang perasaanmu ke aku walaupun nggak langsung. Makasih ya, Mas. Itu udah jadi bukti buat aku, kalau aku itu Cuma adik kelas di depan kamu, nggak lebih. Kata ‘sayang’ yang pernah tertulis dalam sebuah pesan singkat, hanya ikut andil dalam mewarnai perpisahan kita, nggak lebih. Aku yang terlalu melebihkan arti kata ‘sayang’ yang kau kirimkan.

Sabtu, 12 Oktober 2013

Dilema (Episode 1)



Alhamdulillah, cerita sambung berjudul Dilema telah terbit. Cerita sambung kedua yang kutulis di dalam blog. Maaf deh, udah beberapa minggu ini aku vakum. Ini, aku baru menyelesaikan proyek kecil cerita sambung ini.
            Oke! Cerita sambung ini berjudul Dilema. Kenapa? Bukan karena ada lagunya ceribel. Tapi, karena peran utama dalam cerita ini, mengalami dilema yang begitu berat. Di antara orang-orang terkasihnya, ada sebuah pusaran hebat yang menyangkut cinta dan kasih sayang. Membuktikan lebih hebat mana, antara cinta atau kasih atau sayang. Ia bahkan sempat tak dipercaya oleh mereka. Ia ingin menyelamatkan kakaknya dari tipu muslihat licik sang tokoh antagonis. Alhasil? Dia malah dikucilkan oleh kakaknya.
            Ketika sang peran utama mendapatkan sepercik kebahagiaan, di samping orang yang dia sayang, dia kembali tak mendapat kepercayaan. Percaya karena apa? Tentang apa? Penasaran? Ikuti cerita sambung ini ya.
            Terima kasih :) Cerita ini akan terbit setiap malam minggu. Tunggu kedatangannya!
Dilema
Episode 1
Nama gue Refina. Terlahir sebagai anak bungsu dalam keluarga ini. Gue punya kakak. Namanya Revano Eka Amunggraha. Nama panggilannya Vano.

Sabtu, 05 Oktober 2013

Tulisan Baru Tentang Kamu




Siang ini. Kamu. Jendela ruang OSIS. Kamu baik-baik saja ya, Mas? Masih dengan tatapan sendumu. Masih dengan wajah tak ceriamu. Masih dengan candamu, dengan teman-temanmu. Seandainya aku terhitung sebagai salah satu dari temanmu, mungkin aku merasa manusia yang beruntung. Padahal, manusia-manusia yang kamu anggap teman-temanmu merasa biasa saja. Iya, kan?

Jumat, 04 Oktober 2013

Ini dari Orang yang Merindukan Kamu





Ada sosok yang rindu padamu, Mas. Ada sosok yang sakit saat mengingat beberapa potong memori tentang kenangan kalian. Ada sosok yang rindu saat kamu datang ke rumahnya membawa setumpuk pertanyaan tentang pelajaran yang tak kamu mengerti.  Ada sosok yang rindu pada kehadiranmu membawa berlembar-lembar cerita tentang kegiatanmu selama ini. Ada sosok yang merindukan kata-katamu lebih dari dia merindukan kata-kata dari sosok berarti lain di kehidupannya. Ada sosok yang rindu dengan permainan favoritmu, monopoli. Apa kamu tidak merasa?

Kamis, 26 September 2013

Untuk Kamu, Orang Terdekatku




Dear kamu,
            Bagaimana kabarmu hari ini? Baik-baik saja, kan? Apakah ada kabar lain selain ’baik-baik’ saja? Semoga tidak.

Sabtu, 21 September 2013

Aneh



        Lagi-lagi ada sepucuk surat dari wanita yang menyukaimu dari jauh, secara diam-diam pula. Mungkin, kau bosan membaca surat yang memang tak pernah kau baca ini. Aku pun juga bosan dengan perasaan rindu yang sering menghantuiku. Rindu ini selalu mengikutiku saat kamu tidak berada di sampingku. Aneh.

Sabtu, 14 September 2013

Gantungan Kunci



Teng .. teng .. teng ..
            Bel istirahat berbunyi. Namun, murid – murid kelas VI-A SD Harapan Bangsa belum keluar kelas. Di kelas tampak Nina  yang sedang membagikan sebuah undangan ulang tahun. Nina adalah anak orang kaya. Mungkin wajar baginya bila setiap ulang tahun selalu dirayakan dengan meriah.

Selasa, 10 September 2013

Hambar (Tanpa Rasa)



       Rasa ini terasa hambar saat Tuhan mengirimkan rencananya untuk membuatku berhenti menyukaimu. Dia membuat ketidaksengajaanku membuka akun jejaring sosialmu. Memastikan kabar burung yang beterbangan liar di sekitarku tentangmu. Aku tak tahu, magnet apa yang menggerakkan jari-jariku di atas keyboard untuk mengetikkan nama kekasihmu. Atau orang yang saat itu belum kutahu sebagai kekasihmu.
Status-status yang ada di akun kekasihmu aku baca satu per satu. Di bawah statusnya, ada seseorang yang mengomentari. Dan, nama akun itulah yang menggelitik rasa penasaranku untuk mencari tahu. Satu nama yang mirip denganmu, dan ternyata itu memang akun milikmu. Insting detektifku mulai bekerja. Mengamati setiap kata yang  tertera pada status-status jejaring sosialmu. Pandanganku terhenti pada status hubunganmu. Seandainya aku tak bisa membaca, mungkin aku tidak sesedih ini. Bahkan, tetap saja bahagia karena dapat melihat wajahmu melalui foto yang kau unggah. Sayangnya, aku tidak buta huruf! Aku dapat membaca status ‘berpacaran’mu dengan dia.
Ingatanku mulai merambah menuju beberapa bulan lalu. Saat aku pertama kali mengenalimu. Namamu yang mirip dengan seseorang yang pernah kuharapkan dulu, membuatku mengistimewakanmu. Wajahmu, sama sekali tidak mirip dengan dia. Tapi, entah kenapa, kamu sama seperti dia dulu. Mampu membuatku tersenyum. Bedanya, kamu lebih ganteng dari dia. Aku juga belum tahu sifat kamu. Yang kutahu, kamu adalah seseorang yang menimba ilmu di lembaga yang sama denganku.
Rasa ini hambar saat aku menyadari status kita sama. Sebagai pelajar. Tapi, kita beda. Kamu (mungkin) setia dengan kekasih barumu, dan aku setia dengan cerita-cerita indah tentangmu. Kamu tidak memperhatikanku. Kamu tidak mempedulikanku. Aku menyukaimu dari jauh, secara diam-diam pula. Hingga tak banyak yang tak tahu aku menyukai siapa. Kamu atau orang lain.
Kamu tidak pergi. Kamu tidak hilang. Tapi, kesempatanku mendapatkanmu yang pergi dan hilang. Setelah aku tahu, kamu sudah ada yang punya. Lagi-lagi, aku harus menunggu kesempatan itu hadir kembali. Kesempatan yang mungkin tak akan pernah kudapat. Rasa ini memang hambar.

Sabtu, 07 September 2013

Kecewa



Waktu baru berputar kurang lebih 24 jam. Tapi, secepat itu kamu menghempaskanku jatuh ke dasar bumi. Setelah kemarin, kamu melambungkanku jauh ke angkasa. Rasanya sakit. Rasa sakit ini hanya mampu kutelan dalam-dalam. Aku tak berani mengungkapkan perasaan ini padamu. Karena apa? Karena aku takut, jika kamu malah menjauh karena merasa canggung.

Rabu, 04 September 2013

Setelah 5 Minggu



Awal setelah 5 minggu tak ada lisan yang terucap di antara kita. Pagi ini, kita kembali bercengkerama, bercanda, dan lagi-lagi 1 pernyataan yang diam-diam membuat nyeri di sekitar ulu hati, namun membuat pipiku memerah. “Aku belum benar-benar mampu melupakan perasaan ini.”

Selasa, 03 September 2013

14 Tahun yang Lalu



           Lagi-lagi salah waktu untuk posting. Harusnya tanggal 30 Agustus pukul 06.35 WIB, tapi buktinya? Malam ini aku baru bisa menulis di blog pribadiku. Tulisan tentang aku di masa 14 tahun silam.

Kamis, 22 Agustus 2013

Masih Cerita 4 Minggu yang Lalu



Mungkin, kamu lupa saat kamu memegang tanganku tanpa sadar, dulu. Mungkin kamu lupa saat kamu menggodaku, mengajakku bercanda, dulu. Mungkin kamu lupa saat kamu mengingatkanku untuk mengikuti suatu kegiatan sore hari, dulu. Mungkin kamu lupa saat kamu meminta bantuanku, dulu. 4 minggu yang lalu.

Rabu, 21 Agustus 2013

Cerita 4 Minggu



4 minggu tanpa kabar darimu. Kita tidak bertatap muka dan saling menyapa. Tak meninggalkan jejak sehingga menyulitkanku untuk melacak. 4 minggu itu pula aku belajar menghilangkan perasaan yang selalu hadir saat kamu ada di dekatku.

Sabtu, 17 Agustus 2013

Indonesia!



Ketika banyak yang menganggap kemerdekaan Indonesia belum benar-benar diraih, jujur aku kecewa. Aku belum mengerti atau bahkan aku memang tak mengerti jalan pikiran mereka yang mengatakan seperti itu.

Selasa, 13 Agustus 2013

Puisi Untuk Sahabat

Terima kasih untuk Mbak Reva yang udah kasih izin buat kuedit dan kushare. Terima kasih juga buat Zahra yang udah kasih teks aslinya. Juga, buat Lia yang udah kasih teksnya malam ini. Ini puisi versiku :) Semoga semuanya suka.

Jumat, 02 Agustus 2013

Tempat Itu Masih Sama




Tempat itu masih sama. Bedanya, di sampingmu bukan lagi aku. Dan, aku tak lagi di sampingmu.
Mungkin, rasa ini tak begitu menyesakkan jika bukan kamu yang melakukannya. Sikap peduli yang pernah kau beri 3 minggu yang lalu, seakan musnah. Ingatanmu jika aku ada, hilang. Kamu anggap apa aku? Debu? Yang bisa dengan mudah kau sapu dari hidupmu? Apakah aku menganggu penglihatanmu dalam kehidupan ini? Apakah aku sengaja kau hapus dari hidupmu?

Rasa Ini Begitu Menyakitkan





Sesak ketika melihat wajahmu tersipu saat mereka bercerita tentang dia. Dia yang mampu membuatmu memujanya. Rasa tak percaya yang semula muncul saat aku mengetahui kamu dekat dengannya, sirna. Aku mulai percaya kamu menyukainya. Ini aneh. Konyol. Bodoh. Payah. Aku ada di antara kalian. Tapi, sepertinya aku bukanlah tembok yang harus kalian tembus. Yang harus kalian daki untuk mempersatukan cinta. Bahkan, mungkin aku tidak terlihat.

Rabu, 31 Juli 2013

Surat dari Malaikat Kecilmu :')



Bapak, Ibu, maafkan aku. Aku yang pernah membuatmu marah sekaligus kesal. Aku yang pernah membuatmu sakit hati juga jengkel. Ingatlah! Bukan maksudku untuk berbuat durhaka. Bukan maksudku untuk menyakiti perasaan kalian. Tapi, karena pikiranku belum mampu menangkap tujuan kalian memarahiku. Belum mampu mengartikan maksud kalian tidak mengabulkan permintaanku.

Selasa, 30 Juli 2013

Aku di Antara Kamu dan Mereka



Apa pedulimu padaku? Aku hanya temanmu yang akan tersenyum bila kamu tertawa. Kamu tak punya kewajiban untuk menenangkanku. Kamu tak punya kewajiban untuk membuatku tertawa dengan tingkahmu. Apalagi aku. Sama sekali tak punya kewajiban untuk mengatur hidupmu, untuk mewarnai hidupmu dengan berbagai warna pelangi, menghujani hari-harimu dengan kata-kata puitis, suasana romantis bagai kota Paris, sama sekali bukan tujuanku sebagai pengagum sosokmu.

Selasa, 23 Juli 2013

Dia (masih) Mengharapkanmu



           

             Berhasil membuatnya tertawa. Berhasil membuatnya senang. Berhasil membuatnya terhibur. Padahal, hanya 3 kata yang terucap dari mulutmu. Sapaan hangatmu, candaanmu, membuat rasa kesalnya hilang. Sangat sederhana.

Senin, 22 Juli 2013

Sekilas Tentang Cerbung Pertama



Alhamdulillah, cerita sambung ini bisa usai :)
Bagaimana pembaca? Apakah ceritanya menyedihkan? Menarik? Membosankan? Mengharukan? Ini adalah cerita sambung pertamaku. Jadi, maklum jika terdapat kesalahan di sana sini. Cerita ini tidak menonjolkan konflik. Bahkan, hampir tak ada konflik di dalamnya. Hanya benturan-benturan kecil yang sering terjadi di masyarakat. Misalnya mengejek, menyalahkan orang lain, merasa dirinya benar, dan lain-lain.

Aku, Kamu, dan Kita (4)



               Hari ini
             Kurang lebih 5 tahun aku mengenalnya. Kurang lebih 5 tahun aku memikirkannya. Setelah pertemuan terakhirku 2 tahun yang lalu, aku akan kembali bertemu dengannya, sekarang. Penasaran yang kubawa 2 tahun lalu, menguap sekarang. Rasa ragu, hilang. Tapi, apakah dia masih seperti yang dulu? Masih dengan senyum dan sapaan hangatnya? Apakah? Apalagi, Ibu setuju jika aku dengannya. Aku sudah tak sabar menemui sosoknya.

Sabtu, 20 Juli 2013

Ceritanya Kepadaku Jika....



           Dia merutuki dirinya sendiri, karena sosokmu yang selalu tertangkap matanya. Feelingnya selalu tepat, mengetahui dimana keberadaanmu. Takdir selalu mempertemukan denganmu, dengannya. Karena dirinya, pikirannya, hatinya, selalu mengikuti perkembanganmu, reaksimu, kegiatanmu, apapun yang kau lakukan. Dia selalu mencari tahu, dengan siapa kau dekat, dengan siapa kau berteman. Tapi, dia tak pernah menampakkan diri di hadapanmu sebagai orang yang menginginkanmu.

Rabu, 17 Juli 2013

Aku, Kamu, dan Kita (3)



31 Desember 2010
Yuhuu.. dapat jatah liburan lagi! Kesempatan ini kugunakan untuk menjelajahi kota Pacitan. Mas Hafid sudah janji akan mengantarku ke tiap sudut pesona kota kecil itu. Dengan syarat aku mau jadi baby sitter anaknya. That’s no problem. Yang penting, aku bisa jalan – jalan di sana dengan leluasa bertema liburan! Oh iya, jangan lupa kasih kabar sama Indra. Pemuda ganteng yang tak sengaja kutemukan saat aku ditugaskan mengembara di Pacitan haha..

The Story of You



            1 tahun bukan waktu yang singkat untuk sekedar mengenali seseorang. Tapi, 3 hari bukan waktu yang lama untuk dekat dengan seseorang.
            1 tahun lamanya kalian kenal. Waktu 3 hari mempererat pertemanan kalian. Dia suka saat kau mengajaknya ngobrol, ke sana bareng, ke sini bareng, ke situ bareng, ah pokoknya hanya berdua. Sebenarnya dia tak sengaja mengikutimu. Yang jelas, dia mengikuti temannya yang memang dekat denganmu. Dan konyolnya, kalian selalu dipertemukan oleh seorang perantara yang sama-sama kalian kenal.

Rabu, 10 Juli 2013

Aku, Kamu, dan Kita (2)



Aku yang saat itu senang berkenalan dengannya tanpa sengaja. Aku yang saat itu berpisah dengannya karena sebuah rencana. Kota Pacitan, kota kecil yang paling mengesankan seumur hidup. Kota kecil yangmempertemukanku dengan orang bernama Indra. Kota kecil itu kini, menjadi kota yang selalu kurindu.
16 Agustus 2009
Aku kembali menjejakkan kaki di kota Pacitan. Saudaraku menikah dengan perempuan dari kota Pacitan. Yuhuuu.. Lumayan menyegarkan otak sekaligus mengulang pengalamanku dulu. Haha.. siapa tahu kecantol cowok kota kecil ini. Dan mungkin, mempertemukanku dengan pemberi gelang yang melingkar di tanganku saat ini.

Senin, 08 Juli 2013

Aku, Kamu, dan Kita (1)



Pacitan. Kota kecil yang menjadi saksi bermulanya kisah cintaku denganmu. Saksi bisu dimana kau putus dengan kekasihmu. Kota kecil yang selalu mengingatkanku padamu. Kota kecil yang selalu kurindukan. Kota kecil yang selalu ingin kujamah, hanya untuk mengingat seseorang, kamu. Kota kecil yang membuat orang berdecak kagum dengan keindahan alamnya. Kota kecil yang paling kuingat seumur hidup. Seperti kamu yang selalu kuingat seumur hidup.

Sahabat



Viko memasuki kelas. Tas masih di punggungnya. Sepatu tinggal sebelah. Dengan gaya soknya ia memasuki kelas dengan tenang. Omelan guru dan sorakan teman – teman ia dapatkan. Entah karena tebal muka atau karena terbiasa, Viko menerimanya dengan ikhlas. Seakan bukan masalah serius baginya.
            Viko duduk. Tempat duduknya tepat di belakangku. Kepalaku sudah penuh dengan sejuta pertanyaan tentang Viko. Bocah laki – laki yang sering atau entah suka melanggar tata tertib sekolah, bocah yang sering dihukum, sering diomeli guru, dan banyak lagi. Omelan guru sudah menjadi makanan sehari – hari baginya.

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini