Ada sosok yang rindu padamu, Mas. Ada sosok yang sakit saat
mengingat beberapa potong memori tentang kenangan kalian. Ada sosok yang rindu
saat kamu datang ke rumahnya membawa setumpuk pertanyaan tentang pelajaran yang
tak kamu mengerti. Ada sosok yang rindu
pada kehadiranmu membawa berlembar-lembar cerita tentang kegiatanmu selama ini.
Ada sosok yang merindukan kata-katamu lebih dari dia merindukan kata-kata dari
sosok berarti lain di kehidupannya. Ada sosok yang rindu dengan permainan
favoritmu, monopoli. Apa kamu tidak merasa?
Hampir setiap
waktu aku mengamati perubahan sikap sosok itu jika berhubungan dengan kamu. Dan
sikap itu tidak pernah berubah. Sikap itu masih berada pada tempatnya. Sikap
masih sayang sama kamu. Aku mengamati tawanya saat kamu datang ke rumah. Aku
mengamati binar matanya saat cerita tentang kamu meluncur dari bibirnya. Aku
mengamati cara dia menumpahkan rindunya padamu. Aku mengamati bagaimana
sabarnya dia menunggu kamu datang ke rumahnya. Aku mengamati bagaimana dia
melampiaskan rasa kesalnya saat kamu acuhkan dia. Apa kamu tidak merasa?
Kalian sudah
dekat. Lebih dari sahabat, tapi tidak mungkin berstatus pacaran. Kalian terlalu
dekat.
Sosok itu tidak
tahu aku menulis ini. Sosok itu tidak tahu air mataku meluncur dengan mulus
saat aku menulis ini. Apalagi kamu, Mas. Kamu tidak mungkin tahu. Aku tidak
benar-benar rindu padamu. Aku hanya rindu binar cerianya saat kamu datang di
sisinya. Dia rindu caramu meminta bantuan. Dia rindu kamu yang datang dan
membuat kesan mendalam di mata keluarganya. Dia rindu kamu yang sekarang mulai
hilang. Seharusnya dalam waktu dekat, kamu datang ke rumah. Meminjam buku
catatan atau minta diajari mata pelajaran yang tak kamu mengerti. Dia
mengharapkan kedatanganmu, Mas. Apa kamu tidak merasa?
Kamu adalah
manusia yang berarti baginya. Kamu tetap manusia yang sama baginya. Kamu tetap
makhluk yang diciptakan Tuhan untuk dia sayangi setelah keluarganya. Mengingat
kamu-sudah-memiliki-kekasih, dia berusaha mengubur perasaan cintanya
dalam-dalam. Apa kamu tahu, Mas, bagaimana sakitnya dia? Apa kamu berpikir apa
dampak dari kamu-sudah-memiliki-kekasih? Apa kamu tidak merasa dia perhatikan
dan istimewakan?
Dalam hati aku
tidak terima, sosok itu kamu sakiti tanpa kamu sadari, secara pelan-pelan pula.
Dia terlalu baik untuk disakiti. Dia adalah sosok yang selalu ada buat kamu,
Mas. Dia adalah sosok yang masih belajar untuk menyejajarkanmu dalam ‘posisi’
hanya teman. Dia masih memerlukan waktu yang panjang untuk berkata bahwa
kamu-sudah-memiliki-kekasih.
Kekasihmu yang
dianggapnya wanita beruntung karena mampu merebut hatimu. Wanita beruntung yang
belum benar-benar mengenalmu seperti sosok itu mengenalmu.
Untuk pria yang
enggan kusebutkan namanya. Manusia cerdas, bercita-cita kuliah di salah satu
institut ternama negeri ini, penyuka permainan monopoli. Selamat beraktifitas,
Mas. Selamat malam. Datanglah ke rumah dalam waktu dekat ini. Ada sosok yang
sangat merindukan kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar