Kamis, 05 Desember 2013

Gila



Mungkin, hanya sebuah perasaan tajam yang menikam hati saya. Menyadari anda benar-benar telah meninggalkan dunia saya, tanpa permisi. Menyadari bahwa anda telah memasuki dunia orang lain tanpa sepengetahuan saya. Padahal, saya berusaha mengundang anda untuk masuk ke dunia saya. Dunia yang pernah anda jelajah, yang pernah menjadi sumber tawa dan senyum anda. Yang baru sekarang saya rindukan, sejak anda menghilang.
1 bulan. 2 bulan. Hampir 1 tahun. Saya sendiri tak akan pernah lupa bagaimana tawa saya dulu bermula karena anda. Saya tak akan lupa kepada siapa saya bercerita tentang teman dekat saya. Saya tak akan lupa dengan cerita anda tentang wanita yang anda suka. Saya tak akan lupa. Seakan ada magnet dalam hidup saya untuk terus memeliharanya. Untuk terus menggugah saya agar tetap mengingatnya. Padahal, anda bukan siapa-siapa saya.

Perlu saya informasikan bahwa, tadi siang ada sesuatu yang membekukan saya. Berita bahwa anda (mungkin) telah membangun dunia bersama seseorang. Bukan saya. Padahal, saya telah menyiapkan tempat yang rapi untuk anda di dunia saya.

Saya terlalu pengecut untuk mengungkap ini semua. Saya tak punya cukup keberanian. Saya takut untuk terlihat jatuh di depan anda. Saya hanya mampu menuliskan perasaan saya. Perasaan ini semakin terlihat tak bertepi, ketika saya mendapati ada getir di tengah getar jantung saya ketika anda tertangkap mata saya.

“Cedhak. Biyen tukang sms’an.” (Dekat. Dulu sering berbalas pesan singkat.)

Sesingkat itu berita dari anda yang berhembus sampai ke telinga saya. Namun mampu membabakbelurkan hati saya. Menghentakkan kaki saya untuk segera menapak pada tanah. Menguak ilusi tentang anda yang bejibun di otak saya. Bahwa anda bukan lagi seperti yang dulu. Atau, saya yang dulu belum mengenal anda, hingga salah menyimpulkan, dan masih sering saya bawa dalam dunia saya, bahwa anda hanya dekat dengan saya.

Hanya berbaris-baris kalimat yang mampu menguraikan perasaan saya tentang anda. Hanya blog pribadi saya yang mampu menjadi wadah untuk luapan perasaan rindu saya kepada anda. Bahkan, sesekali twitter dan facebook tak luput dari efek kehilangan sosok anda.

Ada perasaan tersaingi pada diri saya, bahwa anda (mungkin) memperlakukan hal yang sama kepada saya dulu, dengan sosok baru dalam hidup anda. Berkirim pesan singkat? Apakah juga saling mencurahkan isi hati? Apakah juga saling bertukar senyum? Apakah juga saling bercanda? Apakah juga saling menyapa? Dan apakah anda merasa sosok baru itu tepat untuk mengubah status hubungan anda? Hal yang tak mampu saya lakukan. Saya hanya teman dekat anda (dulu).

Saya merasa jalan di tempat. Hanya mampu berpusar dalam memori kenangan tentang anda. Anda yang hampir tak pernah melihat saya, mempedulikan saya, dan memperhatikan saya. Saya yang terlalu berilusi tentang anda. Hingga tanpa saya sadari sebelumnya, saya malah mencintai ilusi itu. Yang pada kenyatannya, anda sama sekali bukan seperti yang saya bayangkan. Anda tak lebih dari seorang remaja yang masih mencari jati diri dengan bergumul emosi. Dan sayangnya, saya adalah pengkhayal kelas kakap, yang dengan bebas menciptakan karakter baru dengan tokoh-tokoh di sekitar saya, salah satunya anda. Sayang seribu sayang, saya juga mencintai tokoh anda. Yang baru saya sadari akhir-akhir ini, tokoh anda dengan anda, berbeda karakternya.

Saya penasaran. Apakah anda menutup mata, telinga, dan hati anda, untuk sekedar mengetahui perasaan saya kepada anda? Apakah anda tetap pura-pura tidak tahu, jika secara tak sengaja, anda mengetahui tulisan saya? Apakah setiap detik waktu anda tidak diiringi setiap detak?

Terlalu sesak jika perasaan itu hanya menumpuk dalam dunia saya. Tak ada yang membantu menampungnya. Mungkin, hanya memori dalam komputer saya yang berkurang jika rindu saya meluap. Sebanyak apapun perasaan itu, selalu ada tempat yang kosong dalam dunia saya. Mungkinkah itu tempat yang tanpa saya sadari, telah saya siapkan untuk anda? Mungkinkah? Meskipun anda hanya sesekali membagi dunia anda kepada saya? Yang telah saya salah artikan, bahwa anda telah mengizinkan saya memasuki dunia anda dengan bebas? Yang pada akhirnya, anda menutup gerbang dunia anda dengan kawat berduri. Yang pada akhirnya pula, saya hanya mampu melihat dari kejauhan kastil megah anda.

Hanya sebaris kalimat tentang anda yang membuat saya menulis kalimat pada berlembar-lembar kertas saking banyaknya. Mungkinkah ini yang disebut gila? Menggilai orang yang terlalu waras untuk ukuran orang gila?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini