Kamis, 22 Agustus 2013

Masih Cerita 4 Minggu yang Lalu



Mungkin, kamu lupa saat kamu memegang tanganku tanpa sadar, dulu. Mungkin kamu lupa saat kamu menggodaku, mengajakku bercanda, dulu. Mungkin kamu lupa saat kamu mengingatkanku untuk mengikuti suatu kegiatan sore hari, dulu. Mungkin kamu lupa saat kamu meminta bantuanku, dulu. 4 minggu yang lalu.
           Tapi aku masih ingat. Aku sengaja tak menghapusnya dari dalam ingatan. Aku masih ingin mengenangnya. Mengenangmu. Setidaknya, sebelum kamu benar-benar pergi dari hidupku. Sampai aku sendiri menganggapmu benar-benar seorang teman. Bukan lagi sosok idola ataupun idaman.
            Ternyata harapanku untuk menggapaimu cukup berhenti sampai di sini. Anganku untuk kamu anggap aku ada, selesai sudah. Saatnya aku menatap ke depan. Bukan berbalik, terpaku dengan sosokmu yang bisa menggandeng tangannya tanpa canggung, mengubah status hubungan di akun jejaring sosialmu tanpa malu, membuat pasangan lain iri dengan keserasian kalian.
            Miris ketika mengingat wajah merah malumu karena dibejek habis-habisan oleh kawan-kawanmu. Dibejek jika calon pacar barumu akan direbut atau apalah sebangsanya. Aku sendiri, hanya ikut tertawa di antara kawan-kawanmu. Mungkin, jika aku benar-benar gila, pasti aku akan menampar mereka, dan membawamu pergi dari situ. Sayangnya, aku masih bisa bersikap wajar. Seolah tak ada perasaan apa-apa saat kamu ada.
            Pernahkah kamu merasakan seperti apa yang kurasa? Denganku, bukan dengan pacar barumu atau perempuan-perempuan lain. Pernahkah kamu merasakan sakit seperti ini? Denganku, bukan dengan pacar barumu. Pernahkah kamu merasakan hampanya sebuah harapan, sampai harapan itu benar-benar lenyap? Pernahkah kamu merasakan jatuh cinta berkepanjangan hingga membuatmu seperti frustasi?
            Aku semakin yakin, bahwa kamu tidak memasukkanku ke dalam daftar orang spesial dalam hidupmu. Hanya tercatat sebagai teman, tanpa kelebihan apa-apa. Yang mungkin, bisa kau mainkan sesuka hatimu. Sesederhana itukah aku? Sesimpel itukah aku di kehidupanmu?
            Aku memerlukan waktu yang cukup singkat untuk memastikan bahwa aku menyukaimu. Tapi, aku memerlukan waktu yang cukup lama untuk memastikan bahwa aku benar-benar tak menyukaimu lagi.
            Kamu tak tahu bahwa aku menyukaimu. Dia juga. Aku tak berani mengungkapkan perasaan ini. Aku hanya bisa memendamnya dalam-dalam hingga hatiku kembali tertata. Sedalam apakah aku memendam perasaan ini? Seberapa lamakah aku mampu menyimpan perasaan ini?
....Tak semestinya aku yang terluka
Karna diriku yang pertama mencintaimu
Tak seharusnya dia yang kau terima jadi milikmu
Jadi yang engkau mau.... (mengalun lembut dalam telingaku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini