Alhamdulillah,
cerita sambung ini bisa usai :)
Bagaimana
pembaca? Apakah ceritanya menyedihkan? Menarik? Membosankan? Mengharukan? Ini
adalah cerita sambung pertamaku. Jadi, maklum jika terdapat kesalahan di sana
sini. Cerita ini tidak menonjolkan konflik. Bahkan, hampir tak ada konflik di
dalamnya. Hanya benturan-benturan kecil yang sering terjadi di masyarakat.
Misalnya mengejek, menyalahkan orang lain, merasa dirinya benar, dan lain-lain.
Saya sendiri adalah orang
Pacitan tulen. Tentu saja mampu berbahasa jawa dengan baik. Dan perlu pembaca
tahu, beberapa bahasa jawa yang ada di cerita, murni bahasa yang kami gunakan
sehari-hari. Pacitan adalah wilayah jawa timur, yang berbatasan langsung dengan
jawa tengah. So, bahasa daerah kami adalah campuran antara jawa timur dan jawa
tengah. Hahaha...
Aku, Kamu, dan Kita adalah
cerita yang iseng kutulis. Aku mengirimnya di blog, karena kuanggap tulisanku
yang paling berbeda. Kebanyakan cerita yang kutulis adalah cerita cinta monyet
yang ada di sekolah dengan berbagai konflik seperti yang biasa ditayangkan di
televisi. Maaf, cerita ini bukan berbeda, melainkan spesial.
Oh iya, ini nih yang tidak aku
tulis di cerita. Cerita edisi pertama sampai ketiga merupakan lamunan Mita. Dia
mengenang pertemuannya dengan Indra saat menunggu cowok itu di alun-alun kota. Seperti
yang ada di edisi keempat, Mita menunggu Indra selama 1 jam. Dan selama 1 jam
itulah, pikirannya menceritakan kronologi kejadian yang berhubungan dengan
Indra.
Senyum mengembang, ketika cerita
ini berhasil kuselesaikan. Karena aku lebih banyak mengirim tulisan-tulisan
tentang perasaanku daripada mimpiku. Jujur, aku adalah penulis yang tak pandai
mengatur alur dalam sebuah cerita. Dan, tulisan ini menjadi sangat berarti,
jika ada yang membaca. So, thanks for reading.
Terima kasih untuk pembaca yang setia mengikut cerita sambung ini dari edisi awal
hingga akhir :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar