Rabu, 17 Juli 2013

The Story of You



            1 tahun bukan waktu yang singkat untuk sekedar mengenali seseorang. Tapi, 3 hari bukan waktu yang lama untuk dekat dengan seseorang.
            1 tahun lamanya kalian kenal. Waktu 3 hari mempererat pertemanan kalian. Dia suka saat kau mengajaknya ngobrol, ke sana bareng, ke sini bareng, ke situ bareng, ah pokoknya hanya berdua. Sebenarnya dia tak sengaja mengikutimu. Yang jelas, dia mengikuti temannya yang memang dekat denganmu. Dan konyolnya, kalian selalu dipertemukan oleh seorang perantara yang sama-sama kalian kenal.
            Hari pertama, kalian duduk berdampingan. Kau bertanya padanya. Entah sengaja atau tidak, kau memegang tangannya. Senyum tipis menggantung di bibirnya. Tanpa tahu kau sadar atau tidak jika dia senang dengan sikap seolah tak sengajamu itu.
            Dia dan kau kembali berkumpul. Bersama orang-orang yang kau dan dia kenal. Membicarakan rencana tugas yang harus kalian emban. Tugas kalian berbeda, tapi kalian mendengarkan perintah dari satu orang sama. Dia berada di sampingmu. Dan kau menggodanya dengan menutupi pandangannya menggunakan tubuhmu yang jauh lebih tinggi darinya. Sesederhana itu kau buat tawanya membuncah.
            Dia juga tak sengaja bertemu denganmu bersama tumpukan berkas yang siap jadi santapan tikus beberapa tahun kemudian. Dia sendiri juga diberi tugas yang sama denganmu, menyusun lembaran-lembaran HVS berdasarkan abjad yang tertera. Ia susun sendiri sesuai ketentuan, meletakkan beberapa berkas sesuai tempatnya. Dia selesai, kau juga selesai. Dan dia, membantumu merapikan berkas-berkas yang telah kau susun setengah jadi. Itu pun tak hanya sekali. Kau selalu meminta bantuannya. Apa yang sedang dia pikirkan? Aneh. Dia membantumu dengan suka rela. Padahal, kau tak membantu tugasnya sama sekali.
            Tugasnya telah usai. Sedangkan kau, masih sibuk dengan lembaran-lembaran HVS bersusun setengah jadi yang bertebaran di hadapanmu. Kali ini dia menawarkan bantuan. Padahal, kepalanya sendiri pening bukan main. Tentu saja kau menyambut hangat tawarannya. Tanpa perintah, kau menyiapkan beberapa keperluannya untuk membantumu. Kau duduk disampingnya, tepat. Tanpa ada sekat, tanpa ada jarak. Lengannya dan lenganmu bersentuhan. Kau tak mengucapkan terima kasih padanya.Tapi, sesederhana itu kau buat senyumnya merekah.

Suka itu sederhana. Cukup aku dan kamu duduk berdampingan tanpa ada sekat maupun jarak. Hangat lengan kananmu, menyapa lengan kiriku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini