1
tahun bukan waktu yang singkat untuk sekedar mengenali seseorang. Tapi, 3 hari
bukan waktu yang lama untuk dekat dengan seseorang.
1
tahun lamanya kalian kenal. Waktu 3 hari mempererat pertemanan kalian. Dia suka
saat kau mengajaknya ngobrol, ke sana bareng, ke sini bareng, ke situ bareng,
ah pokoknya hanya berdua. Sebenarnya dia tak sengaja mengikutimu. Yang jelas, dia
mengikuti temannya yang memang dekat denganmu. Dan konyolnya, kalian selalu
dipertemukan oleh seorang perantara yang sama-sama kalian kenal.
Hari
pertama, kalian duduk berdampingan. Kau bertanya padanya. Entah sengaja atau
tidak, kau memegang tangannya. Senyum tipis menggantung di bibirnya. Tanpa tahu
kau sadar atau tidak jika dia senang dengan sikap seolah tak sengajamu itu.
Dia
dan kau kembali berkumpul. Bersama orang-orang yang kau dan dia kenal. Membicarakan
rencana tugas yang harus kalian emban. Tugas kalian berbeda, tapi kalian
mendengarkan perintah dari satu orang sama. Dia berada di sampingmu. Dan kau
menggodanya dengan menutupi pandangannya menggunakan tubuhmu yang jauh lebih
tinggi darinya. Sesederhana itu kau buat tawanya membuncah.
Dia
juga tak sengaja bertemu denganmu bersama tumpukan berkas yang siap jadi
santapan tikus beberapa tahun kemudian. Dia sendiri juga diberi tugas yang sama
denganmu, menyusun lembaran-lembaran HVS berdasarkan abjad yang tertera. Ia susun
sendiri sesuai ketentuan, meletakkan beberapa berkas sesuai tempatnya. Dia selesai,
kau juga selesai. Dan dia, membantumu merapikan berkas-berkas yang telah kau
susun setengah jadi. Itu pun tak hanya sekali. Kau selalu meminta bantuannya.
Apa yang sedang dia pikirkan? Aneh. Dia membantumu dengan suka rela. Padahal,
kau tak membantu tugasnya sama sekali.
Tugasnya
telah usai. Sedangkan kau, masih sibuk dengan lembaran-lembaran HVS bersusun
setengah jadi yang bertebaran di hadapanmu. Kali ini dia menawarkan bantuan.
Padahal, kepalanya sendiri pening bukan main. Tentu saja kau menyambut hangat
tawarannya. Tanpa perintah, kau menyiapkan beberapa keperluannya untuk membantumu.
Kau duduk disampingnya, tepat. Tanpa ada sekat, tanpa ada jarak. Lengannya dan
lenganmu bersentuhan. Kau tak mengucapkan terima kasih padanya.Tapi, sesederhana
itu kau buat senyumnya merekah.
Suka itu sederhana. Cukup aku dan kamu duduk berdampingan tanpa ada
sekat maupun jarak. Hangat lengan kananmu, menyapa lengan kiriku :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar