Selasa, 10 September 2013

Hambar (Tanpa Rasa)



       Rasa ini terasa hambar saat Tuhan mengirimkan rencananya untuk membuatku berhenti menyukaimu. Dia membuat ketidaksengajaanku membuka akun jejaring sosialmu. Memastikan kabar burung yang beterbangan liar di sekitarku tentangmu. Aku tak tahu, magnet apa yang menggerakkan jari-jariku di atas keyboard untuk mengetikkan nama kekasihmu. Atau orang yang saat itu belum kutahu sebagai kekasihmu.
Status-status yang ada di akun kekasihmu aku baca satu per satu. Di bawah statusnya, ada seseorang yang mengomentari. Dan, nama akun itulah yang menggelitik rasa penasaranku untuk mencari tahu. Satu nama yang mirip denganmu, dan ternyata itu memang akun milikmu. Insting detektifku mulai bekerja. Mengamati setiap kata yang  tertera pada status-status jejaring sosialmu. Pandanganku terhenti pada status hubunganmu. Seandainya aku tak bisa membaca, mungkin aku tidak sesedih ini. Bahkan, tetap saja bahagia karena dapat melihat wajahmu melalui foto yang kau unggah. Sayangnya, aku tidak buta huruf! Aku dapat membaca status ‘berpacaran’mu dengan dia.
Ingatanku mulai merambah menuju beberapa bulan lalu. Saat aku pertama kali mengenalimu. Namamu yang mirip dengan seseorang yang pernah kuharapkan dulu, membuatku mengistimewakanmu. Wajahmu, sama sekali tidak mirip dengan dia. Tapi, entah kenapa, kamu sama seperti dia dulu. Mampu membuatku tersenyum. Bedanya, kamu lebih ganteng dari dia. Aku juga belum tahu sifat kamu. Yang kutahu, kamu adalah seseorang yang menimba ilmu di lembaga yang sama denganku.
Rasa ini hambar saat aku menyadari status kita sama. Sebagai pelajar. Tapi, kita beda. Kamu (mungkin) setia dengan kekasih barumu, dan aku setia dengan cerita-cerita indah tentangmu. Kamu tidak memperhatikanku. Kamu tidak mempedulikanku. Aku menyukaimu dari jauh, secara diam-diam pula. Hingga tak banyak yang tak tahu aku menyukai siapa. Kamu atau orang lain.
Kamu tidak pergi. Kamu tidak hilang. Tapi, kesempatanku mendapatkanmu yang pergi dan hilang. Setelah aku tahu, kamu sudah ada yang punya. Lagi-lagi, aku harus menunggu kesempatan itu hadir kembali. Kesempatan yang mungkin tak akan pernah kudapat. Rasa ini memang hambar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini