Sabtu, 07 September 2013

Kecewa



Waktu baru berputar kurang lebih 24 jam. Tapi, secepat itu kamu menghempaskanku jatuh ke dasar bumi. Setelah kemarin, kamu melambungkanku jauh ke angkasa. Rasanya sakit. Rasa sakit ini hanya mampu kutelan dalam-dalam. Aku tak berani mengungkapkan perasaan ini padamu. Karena apa? Karena aku takut, jika kamu malah menjauh karena merasa canggung.

          Dari lapangan basket sekolahku, aku melihatmu dengan kekasihmu, tanpa sengaja. Kalian bercanda dengan asyik, tanpa canggung dan malu. Tanpa kalian tahu, kalian telah mengukirkan luka untukku. Ketika aku melihatmu bercanda dengan kekasihmu dari jauh, sebenarnya aku menangis dalam diam.
Kenangan 2 hari terakhir berkejaran dalam ingatanku. Tentu saja, kenangan itu masih segar. Kemarin kita duduk berdampingan, membicarakan seseorang yang duduk di depan kita, saling membejek dan bercanda. Saling tukar menukar lelucon yang kita punya, lalu kamu malah memandangiku hingga membuatku tersipu.
Tapi hari ini? Sangat sakit bagiku. Mengetahui kamu yang memang telah menyandang status sebagai ‘pacar’nya. Wajar jika kamu memilih bertukar cerita dengannya, bukan denganku. Hal biasa jika kamu memilih mendekatinya, bukan mendekatiku. Tapi aku masih merasakan sesak. Jika aku ingat bagaimana caranya menangis, mungkin aku telah meneteskan air mata melihat kalian.
Baru tadi pagi kamu melewati kelasku dan melihatku sekilas. BARU TADI PAGI !! Jarum jam belum genap berputar selama 24 jam! Kamu sudah duduk di dekatnya, membuat lelucon, membuat tawa menghias di wajahnya, membuat senyum tersungging di bibirnya, dan diam-diam membuat luka di hatiku tanpa sadar.
Masih dari bawah ring basket, aku menyaksikan kalian berdua sangat akrab. Persis seperti saat kamu duduk denganku kemarin. Yang membedakan hanya status! Kamu dan dia berpacaran! Sedangkan aku dengan kamu? Hanya berteman. NO RELATIONSHIP !
Aku masih harus belajar untuk melupakanmu. Tapi? Semua kenangan tentang kita, saat aku masih belum merasakan yang namanya ‘jatuh cinta’ denganmu, kita begitu dekat. Bergandengan tangan tanpa canggung, duduk bersisihan tanpa malu, dan yang jelas, tanpa ada degup jantung yang menggebu. Semuanya terasa wajar. Dan sekarang, aku baru merasa bodoh. Mengapa aku tak menikmati momen-momen bersamamu, dulu? Mengapa aku baru menyadari sekarang, jika kita dulu begitu dekat?
Dan baru muncul pertanyaan-pertanyaan gila yang mengisi otakku, sekarang. Apakah kamu dulu berniat mendekatiku? Apakah kamu dulu merasakan seperti apa yang kurasakan sekarang? Apakah kamu dulu pernah mengistimewakanku? Apakah cintamu pernah bertepuk sebelah tangan, seperti aku sekarang? Apakah kamu pernah merasakan frustasi seperti aku sekarang?
Selalu ada keheningan yang mengalir di antara pandangan-pandangan yang tercipta di antara kita. Tapi selalu ada kerinduanku padamu setelah pandangan-pandangan itu. Dan selalu ada kekecewaan jika aku telah menyadari, pandangan-pandangan itu hanya terjadi sementara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini