Rabu, 04 September 2013

Setelah 5 Minggu



Awal setelah 5 minggu tak ada lisan yang terucap di antara kita. Pagi ini, kita kembali bercengkerama, bercanda, dan lagi-lagi 1 pernyataan yang diam-diam membuat nyeri di sekitar ulu hati, namun membuat pipiku memerah. “Aku belum benar-benar mampu melupakan perasaan ini.”
           Dekap hangatmu masih terasa. Genggaman tanganmu masih membuatku tersenyum sendiri saat mengingatnya. Pujianmu yang membuatku ingin melambung dan melting, masih kuingat jelas bagaimana kamu mengatakannya. Kamu menatapku lekat-lekat, seolah sedang meneliti apa yang kupikirkan, kemudian memujiku. Tanpa sebuah tawa menghias wajahmu, menandakan hal itu serius. Bukan candaan atau lelucon. Apakah kamu tulus mengatakannya padaku?
Aku mencatat, selama 5 minggu ini aku berpandangan denganmu 2 kali, selama kurang lebih 5 detik. Masih dalam keadaan hening. Tak satupun kata terucap, bahkan untuk sekedar saling menyapa. Kamu larut dalam pikiranmu, sedangkan aku, tertatih-tatih terkendalikan oleh rindu kepadamu yang kian hari memuncak.
Dalam 5 minggu pula, aku diam-diam mengamatimu dari jauh. Masih segar dalam ingatanku, kamu berjalan dengan tenang, menuju kelas kekasihmu, lalu mengajaknya berbicara, kemudian..... ah, aku malah pergi. Aku tak mampu membohongi diriku sendiri untuk ‘pura-pura’ acuh padamu. Berpura-pura saja aku tak mampu.
Dampak dari perasaanku yang menggila ini, adalah aku sering berceloteh tak jelas kepada sahabatku. Biasanya, dia hanya diam, mendengarkan dengan setia ocehanku yang mirip orang sakit jiwa. Ia menunggu dengan sabar hingga aku bosan sendiri, lalu mengganti topik cerita.
Pagi ini, kamu benar-benar meluluh-lantakkanku. Memporak-porandakan isi hatiku jika AKU SUDAH MELUPAKANMU. Ternyata, itu hanya semu. Pernyataan itu sama sekali bohong! Buktinya, jantungku masih berdegup kencang saat kamu berada di dekatku, pagi ini. Masih suka memandangimu lekat-lekat, masih kecewa jika kamu mengajak orang lain berbicara, masih sedih jika tahu kamu belum benar-benar melihatku, masih putus asa saat harapanku untuk terlihat di hadapanmu mendekati sirna.
Tapi, semua itu berubah, ketika kamu mulai mendekatiku. Mengajakku berbicara, menertawakan tingkah dan sikap manjaku, menyunggingkan senyum misterius jika strategimu untuk menipuku berhasil.
Aku suka saat kamu mendekatkan wajahmu kepadaku. Aku suka saat kamu mendekap lenganku. Aku suka saat kamu memandangku lekat-lekat. Aku suka saat  tanpa sengaja tubuhku terdorong olehmu.
5 minggu penantian yang tidak sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini