Salahkan saja
pada wanita itu yang seenaknya sendiri mengunggah foto BBM-mu. Salahkan saja
pada mataku yang bisa membaca balasan BBM-mu. Salahkan saja pada salah satu
followerku yang menanyakan foto itu, hingga aku penasaran dan malah membuka
foto itu. Salahkan saja aku yang katamu terlalu cemburu. Oh, ya? Terlalu
cemburu?
Mas, kita ini
salah satu pasangan yang terhambat jarak. Long Distance Relationship. Jika
kamu ada apa-apa, tak mungkin aku langsung ke rumahmu, menanyakan apa yang
sedang kamu resahkan. Jika aku sedang terkena masalah, tak mungkin 5 menit
kemudian kamu langsung datang menenangkanku. Intinya, aku tak tahu pasti apa
kegiatanmu di sana sekarang. Aku juga tak tahu siapa saja yang kauinvite, siapa
saja yang selalu menghiasi inboxmu selain diriku, dan.... ah, pokoknya, aku ini
kekasihmu tapi sepertinya kaumenjadikan jarak sebagai alasan untuk
menyalahkanku.
Kamu bilang aku
lebay. Bukankah itu lazim jika aku terkejut karena ternyata kamu berhubungan
dengan wanita lain, meskipun itu hanya lewat sosial media? Kamu bilang aku tak
perlu sekaget ini. Mas, apa harus kutegaskan sekali lagi, bahwa kita BERHUBUNGAN
JARAK JAUH? Ayolah, buka mata kamu, Sayang. Aku tak setiap saat berada di
sisimu. Aku hanya mampu menemanimu melalui telepon. Jika libur panjang, aku ke
rumahmu. Tapi biasanya libur panjang seperti itu, kaugunakan untuk berkumpul
bersama teman-temanmu. Mungkin jika aku baru mengenalmu, aku pasti sudah
hengkang dari jabatan sebagai kekasihmu. Aku tak tahan, Mas.
Kamu bilang aku
posesif. Bukankah wajar jika aku menanyakan balasan BBM-mu kepada wanita itu?
Meskipun itu hanya emotikon smile dan “Ok2” serta “Sma2”, tapi bagiku itu bukan
kamu untukku. Kamu jarang membalas pesanku dengan kalimat beremotikon seperti
itu. Bahkan lebih sering tidak membalas pesan singkatku jika aku hanya
menanyakan apakah kamu sudah sholat atau makan. Kamu hanya membalas SMS-ku jika
aku menanyakan bagaimana kabar karirmu? Bagaimana dengan hobimu? Diikuti
sederet janji masa depan yang selalu kauumbar di depanku.
Mas, masalahnya
tak kan serumit ini jika aku tahu siapa wanita itu. Aku juga tak akan
mempermasalahkan hal ini jika kamu menjelaskan sejelas-jelasnya, kenapa kamu
membalasnya dengan kalimat yang berbeda bila kautujukan untukku. Itu seperti
bukan kamu. Kalimat dengan emotikon smile?
Apakah ini
tandanya kau akan mengusirku dari hatimu? Apakah ini tandanya kau akan mencabut
statusku sebagai kekasihmu? Apakah ini tandanya kamu sudah tak cinta lagi
padaku? Apakah kamu berencana untuk mencari penggantiku? Atau sebenarnya, aku
yang belum paham tentang kamu? Jika pertanyaan-pertanyaan di atas kau jawab
dengan BENAR, semoga kamu tidak lupa siapa yang suka membangunkanmu di sahur
bulan Ramadhan seperti ini, yang selalu mengingatkanmu sholat, yang selalu
memberi kamu semangat bila kamu sedang hijrah, yang selalu ada di ujung teleponmu
jika kamu sedang suntuk dengan lingkunganmu di sana. Bukan karena apa-apa. Tapi
karena aku tak mau kehilangan kamu. Aku sayang kamu.
Mas, ramahnya
jangan kebangetan kalo sama cewek lain. Ada yang cemburu di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar