Minggu, 29 Juni 2014

Kisah #LDR



Salahkan saja pada wanita itu yang seenaknya sendiri mengunggah foto BBM-mu. Salahkan saja pada mataku yang bisa membaca balasan BBM-mu. Salahkan saja pada salah satu followerku yang menanyakan foto itu, hingga aku penasaran dan malah membuka foto itu. Salahkan saja aku yang katamu terlalu cemburu. Oh, ya? Terlalu cemburu?




Mas, kita ini salah satu pasangan yang terhambat jarak. Long Distance Relationship. Jika kamu ada apa-apa, tak mungkin aku langsung ke rumahmu, menanyakan apa yang sedang kamu resahkan. Jika aku sedang terkena masalah, tak mungkin 5 menit kemudian kamu langsung datang menenangkanku. Intinya, aku tak tahu pasti apa kegiatanmu di sana sekarang. Aku juga tak tahu siapa saja yang kauinvite, siapa saja yang selalu menghiasi inboxmu selain diriku, dan.... ah, pokoknya, aku ini kekasihmu tapi sepertinya kaumenjadikan jarak sebagai alasan untuk menyalahkanku.

Kamu bilang aku lebay. Bukankah itu lazim jika aku terkejut karena ternyata kamu berhubungan dengan wanita lain, meskipun itu hanya lewat sosial media? Kamu bilang aku tak perlu sekaget ini. Mas, apa harus kutegaskan sekali lagi, bahwa kita BERHUBUNGAN JARAK JAUH? Ayolah, buka mata kamu, Sayang. Aku tak setiap saat berada di sisimu. Aku hanya mampu menemanimu melalui telepon. Jika libur panjang, aku ke rumahmu. Tapi biasanya libur panjang seperti itu, kaugunakan untuk berkumpul bersama teman-temanmu. Mungkin jika aku baru mengenalmu, aku pasti sudah hengkang dari jabatan sebagai kekasihmu. Aku tak tahan, Mas.

Kamu bilang aku posesif. Bukankah wajar jika aku menanyakan balasan BBM-mu kepada wanita itu? Meskipun itu hanya emotikon smile dan “Ok2” serta “Sma2”, tapi bagiku itu bukan kamu untukku. Kamu jarang membalas pesanku dengan kalimat beremotikon seperti itu. Bahkan lebih sering tidak membalas pesan singkatku jika aku hanya menanyakan apakah kamu sudah sholat atau makan. Kamu hanya membalas SMS-ku jika aku menanyakan bagaimana kabar karirmu? Bagaimana dengan hobimu? Diikuti sederet janji masa depan yang selalu kauumbar di depanku.

Mas, masalahnya tak kan serumit ini jika aku tahu siapa wanita itu. Aku juga tak akan mempermasalahkan hal ini jika kamu menjelaskan sejelas-jelasnya, kenapa kamu membalasnya dengan kalimat yang berbeda bila kautujukan untukku. Itu seperti bukan kamu. Kalimat dengan emotikon smile?

Apakah ini tandanya kau akan mengusirku dari hatimu? Apakah ini tandanya kau akan mencabut statusku sebagai kekasihmu? Apakah ini tandanya kamu sudah tak cinta lagi padaku? Apakah kamu berencana untuk mencari penggantiku? Atau sebenarnya, aku yang belum paham tentang kamu? Jika pertanyaan-pertanyaan di atas kau jawab dengan BENAR, semoga kamu tidak lupa siapa yang suka membangunkanmu di sahur bulan Ramadhan seperti ini, yang selalu mengingatkanmu sholat, yang selalu memberi kamu semangat bila kamu sedang hijrah, yang selalu ada di ujung teleponmu jika kamu sedang suntuk dengan lingkunganmu di sana. Bukan karena apa-apa. Tapi karena aku tak mau kehilangan kamu. Aku sayang kamu.

Mas, ramahnya jangan kebangetan kalo sama cewek lain. Ada yang cemburu di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini