Aku tak pernah berharap untuk memulai sebuah perkenalan denganmu. Aku tak
pernah mengharap sesosok orang yang bahkan belum kutahu betul asal usulnya.
Hanyalah sebuah kebetulan mengapa kita bisa satu adegan dalam menjalankan
skenario bernama takdir. Aku tak tahu jalan hidupmu. Aku tak tahu bagaimana
nahkoda membawa kapalmu. Aku tak mengerti mengapa bocah 14 tahun ini tiba-tiba
rindu hadirmu? Ingin kembali dibuat tersenyum olehmu. Ingin kembali ke masa
dulu, ketika adegan itu termainkan, berada dalam 1 bingkai denganmu.
Lucu! Aku tahu, bocah ini tak tahu di mana rumahmu. Bocah ini juga tak tahu
bagaimana teman-temanmu memanggilmu. Bahkan, sekolahmu pun dia masih penasaran.
Keinginannya untuk menemuimu sangat besar. Kemauannya untuk kembali pada masa
lalu teramat menjulang. Sampai-sampai, bocah itu bercerita, berkhayal,
berangan, ingin menemukanmu. Entah dimana tempatnya. Ya. Kamu hanya mampu dia bawa sampai dunia perinya.
Sama sepertiku. Kau hanya mampu kuajak berjalan-jalan di duniaku. Duniaku yang
sempat kauhampiri sekejap mata. Sekejap!
Aku tak tahu bagaimana sifat dan sikapmu. Yang kutahu, pembicaraanmu sangat
pelan. Lirih. Hingga aku perlu menajamkan telingaku untuk sekedar mendengarmu
mengucap sebuah kata. Ini tidak berlebihan. Ini benar adanya. Kamu berada di
dunia antah-berantah, yang tanpa sengaja berada dalam 1 frame dengan
bocah 14 tahun ini.
Ternyata, dunia nyata jauh lebih luas dibanding dunia maya. Aku kira dunia
maya sebulat dunia nyata. Aku salah. Dunia maya sangat terbatas. Dunia maya
sangat sempit. Buktinya, aku tak menemukanmu dalam dunia itu. Aku bertemu
denganmu di dunia nyata. Bukan dunia maya. Ya! Aku baru tahu. Dunia maya bukan
segalanya. Tak setiap orang punya rumah di dunia maya. Salah satunya kamu.
Seseorang yang membuatku jatuh bangun dilanda rasa rindu dan penasaran.
Semoga kamu masih mengenaliku;
Semoga kamu masih ingat padaku;
Semoga suatu saat kamu tahu, tulisan ini
untukmu;
Semoga kita kembali bertemu;
Semoga......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar