Kamis, 20 Maret 2014

Surat dari Balik Kaca



Kita tak pernah bertemu. Kamu pun belum mengenalku. Aku hanya menemukanmu melalui layar kaca. Sebuah pagar yang jadi pemisah dunia kita. Dunia yang lebih pongah dari dunia maya, tak mau disentuh oleh jemari tangan. Tak pernah terhubung secara audio maupun visual.

Entahlah, apa yang membuatmu berbeda dari bintang lapangan lainnya. Aku sendiri sadar, dalam duniamu kamu bukan bintang. Banyak bintang lain yang dianggap lebih bersinar darimu. Tapi menurutku, itu salah! Kamu lebih bercahaya. Lebih memikat. Ah, sayangnya kamu tidak menyadari hal itu. Kamu juga tak tahu ada bocah 14 tahun yang menginginkan hadirmu di hidupnya.

Peranmu hanyalah sebagai idola. Bintang lapangan. Tak perlu kamu jadi tokoh dalam hidup bocah remaja yang belum kautahu asalnya. Apalagi memporak-porandakan hatinya hanya karena kamu sudah punya kekasih! Ah, sudahlah! Jangan ladeni penggemarmu yang tak tahu diri ini! Yang berani-beraninya mengirim surat untukmu melalui dunianya. Berusaha menembus layar kaca yang baginya sangat sulit untuk dipecahkan. Demi memasuki duniamu.

Sekali lagi, kamu hanya idola! Seorang penggocek bola di tengah lapangan. Berkewajiban membantu kiper menjaga gawang, tanpa menyentuh bola dengan tangan. Bertugas mengirim bola dari sisi kanan untuk kawan-kawan di lini depan yang bertugas merobek gawang lawan.

Dari penggemarmu;
                                                                                                                        Yang menginginkanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini