Rabu, 17 Juni 2015

Satu Tahun



Bagaimana hari pertama bulan Ramadhan tahun ini? Ehm, tentu saja seperti tahun-tahun sebelumnya. Jamaah tarawih hari pertama membludak sampai keluar masjid, acara-acara televisi melibatkan sponsor dengan kuis hadiah jutaan rupiah, status di media sosial menyambut Ramadhan juga memenuhi timeline. Meriah sekali di hari pertama. Tentu akan meriah lagi di hari terakhir, dan menyusut di pertengahan bulan.
             
Untuk Ramadhanku tahun ini, ehm, masih terngiang jelas satu tahun yang lalu. Tentang Jogja dan pemain muda itu. Ya, tak terasa sudah satu tahun semenjak pertemuanku dengannya. Sedikit-banyak, aku merindukan itu. Pertemuan tak disengaja, menjelang bulan Ramadhan tahun lalu. Sebenarnya, ingin aku ceritakan lagi bagaimana waktu itu, tapi tentu saja akan sangat membosankan, karena rangkaian tulisan yang terhenti di bulan Desember 2014, sudah menggambarkan detail ‘kebetulan’ satu tahun yang lalu.
            
Aku sendiri tak menyadari jika tulisanku berhenti di bulan akhir tahun lalu. Baru tahu beberapa hari yang lalu, ketika aku secara kebetulan (lagi-lagi kebetulan) membaca artikel tentang Bali United Pusam yang tanggal 23 Desember 2014 mengadakan seleksi pemain muda di Jogja. Serta-merta aku membongkar isi blog ku, dan menemukan kenyataan bahwa tulisanku berakhir di bulan Desember. Aku lupa, apakah di bulan Desember itu, ketika aku menulis rangkaian terakhir ‘Unpredictable’ aku menyadari apakah pemain muda yang sekarang jadi idolaku, waktu itu di Jogja apa tidak. Aku lupa, apakah dia ikut pelatnas, atau ikut latihan dan seleksi Bali United Pusam. Yang jelas, dalam artikel itu tertera, bahwa foto yang diambil di lapangan UNY (tempat seleksi) bertanggal 23 Desember 2014.
             
Aku ingat, setelah pertemuan 23 Juni 2014, aku mengunggah fotoku bersama pemain muda itu. Kujadikan foto profil akun sosial media, yang menuai banyak komentar. Ada yang segera tahu nama pemain yang berdiri di sampingku, ada pula yang masih bertanya itu siapa. Seragam biru berlambang garuda, membuat yang tak mengenal sepak bola nasional, penasaran.
            
Sungguh, aku merasa gadis paling beruntung waktu itu. Bertemu pemain nasional, Bro!
             
Sebelumnya, aku sudah bertemu dengan pemain nasional juga lo. Kiper Persija waktu itu. Galih Sudaryono. Di bandara Adi Sumarmo, Solo, ketika aku menjemput bapakku yang baru pulang dari Medan. Aku memang sudah ‘ngeh’ dengan sepak bola, tapi aku lupa namanya, jadi, aku hanya mencolek bahu kakakku dan bilang bahwa orang yang sedang berjalan mendorong troli itu adalah kiper Persija. Kakakku sendiri tak berkomentar apa-apa, karena dia memang tak pernah memberi perhatian lebih terhadap sepak bola.
             
Walaupun aku tak bisa berfoto dengan kiper itu, aku tidak menyesal. Karena pada dasarnya, aku bukan pendukung Persija, atau fans fanatik Galih Sudaryono.
            
Nah, tapi, kenapa waktu di Jogja, aku begitu antusias? Padahal, tak ada satupun yang aku gemari sebelumnya. Karena, waktu itu aku sedang demam Timnas U19. Banyak orang berfoto dengan manusia berumur 19 tahun berseragam biru dengan lambang garuda. Aku yang tengah berharap menemukan Timnas U19, tapi sangat sadar bahwa tim asuhan Pak Indra Sjafrie sedang tidak di Jogja, mengalihkan harapan bertemu syuting film Garuda 19. Aku sudah searching di Google, siapa saja yang bermain. Dan waktu itu, syutingnya sedang di Solo. Jadi, mungkin saja hari itu syuting sudah berpindah ke Jogja (asumsi hari itu ada pengambilan adegan di Jogja), namun justru seperti mendapat angin segar: bertemu Timnas U23.
            
Seragam biru berlambang garuda, ada di depan mata. Tentu saja aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan. Dan otakku bilang: Bayu Gatra!
            
By the way, ini tulisan sebagai pembuka bulan Ramadhan di blog, sekaligus pengingat bahwa sudah satu tahun aku bertemu dengan pemain nomor punggung 23 itu. Terima kasih, untuk yang telah jadi pembaca setia, dan untuk pembaca baru, selamat datang di blog yang penuh curhatan ini. Haha. Sekian.


Rangkaian cerita satu tahun lalu:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini