Setiap
aku di luar rumah, dan kebetulan Ravi juga di luar rumah, aku pasti segera
bersembunyi ke dalam rumah. Aku masih malu untuk sekedar tahu batang hidungnya.
Banyak sekali malu yang kutimbulkan sendiri. Dari yang aku ketus dengan seorang
polisi, padahal polisi itu ingin menolongku, sampai aku dengan sok tahunya
menduga dia adalah seorang anak kos. Ravi... Ravi... Aku tersenyum sendiri
memikirkan tetanggaku itu.
Sabtu, 29 Maret 2014
Sabtu, 22 Maret 2014
Dia (Bukan) Untukku - Episode 2
Sudah
beberapa hari ini, aku melihat polisi muda itu keluar-masuk kosnya. Bahkan,
terkadang membawa motor polisi yang sering kulihat di jalan raya. Keren sih.
Coba saja dia tidak membuatku terlambat. Pasti aku betah nangkring di teras
ngelihatin dia. Hihi. Pikirku jahil sembari memeriksa tugas buat besok.
Kamis, 20 Maret 2014
Surat dari Balik Kaca
Kita tak pernah bertemu.
Kamu pun belum mengenalku. Aku hanya menemukanmu melalui layar kaca. Sebuah
pagar yang jadi pemisah dunia kita. Dunia yang lebih pongah dari dunia maya,
tak mau disentuh oleh jemari tangan. Tak pernah terhubung secara audio maupun
visual.
Rabu, 19 Maret 2014
Surat di Malam Insomnia
Selamat membaca surat yang kubuat di malam-malam aku insomnia :))
Selasa, 18 Maret 2014
“Selamat malam”. Kata itu spontan terucap dari bibirku ketika kamu
tertangkap mataku. Senyumku otomatis berkembang ketika kamu tertangkap oleh
kamera televisi. Kamu muncul di layar kaca! Sialan! Aku berteriak-teriak tak
jelas ketika kamu memasuki lapangan.
Sabtu, 15 Maret 2014
Dia (Bukan) Untukku - Episode 1
Polisi
itu menyebalkan! Seenaknya sendiri melakukan tilang pada anak kelas 3 SMA!
Padahal aku sudah punya SIM! Parahnya lagi aku lupa membawa surat izin
mengemudiku! Apalagi, polisi yang menilangku, beralasan bahwa aku terlalu muda untuk mengendarai kendaraan
bermotor! Apa wajahku masih seperti anak TK he?! It’s okay jika mereka
menilangku di siang hari atau malam hari. Tidak di saat aku berangkat sekolah
pagi ini! Sial!!
Kamis, 13 Maret 2014
Mas Aldi Datang?
“Semoga Mas Aldi cepat sembuh. Amin,” tepat saat mulutku tertutup, alat
pendeteksi detak jantung menunjukkan garis lurus. Seperti yang kulihat di
film-film, biasanya jika alat itu menunjukkan garis lurus, berarti.......
firasat anehku terjawab. Paranoid, film...... seketika aku jatuh dari kursi dan
semuanya menggelap.
Jumat, 07 Maret 2014
Rindu
Aku tak pernah berharap untuk memulai sebuah perkenalan denganmu. Aku tak
pernah mengharap sesosok orang yang bahkan belum kutahu betul asal usulnya.
Hanyalah sebuah kebetulan mengapa kita bisa satu adegan dalam menjalankan
skenario bernama takdir. Aku tak tahu jalan hidupmu. Aku tak tahu bagaimana
nahkoda membawa kapalmu. Aku tak mengerti mengapa bocah 14 tahun ini tiba-tiba
rindu hadirmu? Ingin kembali dibuat tersenyum olehmu. Ingin kembali ke masa
dulu, ketika adegan itu termainkan, berada dalam 1 bingkai denganmu.
Kamis, 06 Maret 2014
Firasat
Kapal makin terombang-ambing. Meliuk sana meliuk sini. Termakan ombak
yang kian meninggi. Para penumpang segera berlari ke buritan kapal. Tak
terkecuali diriku. Tapi, kakiku seakan terpaku. Aku tak bisa berlari! Aku hanya
bisa diam. Tuhan... Tolong aku! Ombak mulai memasuki bibir kapal. Sebentar lagi
pasti menyentuh kakiku yang beku. Air laut makin memenuhi kapal. Dan tinggallah
nyawaku di ujung tanduk......
Langganan:
Postingan (Atom)
Kamu Harus Baca Ini
#SWORDS's After Story
Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini. Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...
Banyak yang Baca Ini
-
Berhasil membuatnya tertawa. Berhasil membuatnya senang. Berhasil membuatnya terhibur. Padahal, hanya 3 ka...
-
Pacitan. Kota kecil yang menjadi saksi bermulanya kisah cintaku denganmu. Saksi bisu dimana kau putus dengan kekasihmu. Kota kecil yang...
-
Hai. Eh, hai. Tumben sekali menyapa. Sudah tidak sibuk? Yah begitulah. Bukannya ...