Kamis, 26 September 2013

Untuk Kamu, Orang Terdekatku




Dear kamu,
            Bagaimana kabarmu hari ini? Baik-baik saja, kan? Apakah ada kabar lain selain ’baik-baik’ saja? Semoga tidak.

Sabtu, 21 September 2013

Aneh



        Lagi-lagi ada sepucuk surat dari wanita yang menyukaimu dari jauh, secara diam-diam pula. Mungkin, kau bosan membaca surat yang memang tak pernah kau baca ini. Aku pun juga bosan dengan perasaan rindu yang sering menghantuiku. Rindu ini selalu mengikutiku saat kamu tidak berada di sampingku. Aneh.

Sabtu, 14 September 2013

Gantungan Kunci



Teng .. teng .. teng ..
            Bel istirahat berbunyi. Namun, murid – murid kelas VI-A SD Harapan Bangsa belum keluar kelas. Di kelas tampak Nina  yang sedang membagikan sebuah undangan ulang tahun. Nina adalah anak orang kaya. Mungkin wajar baginya bila setiap ulang tahun selalu dirayakan dengan meriah.

Selasa, 10 September 2013

Hambar (Tanpa Rasa)



       Rasa ini terasa hambar saat Tuhan mengirimkan rencananya untuk membuatku berhenti menyukaimu. Dia membuat ketidaksengajaanku membuka akun jejaring sosialmu. Memastikan kabar burung yang beterbangan liar di sekitarku tentangmu. Aku tak tahu, magnet apa yang menggerakkan jari-jariku di atas keyboard untuk mengetikkan nama kekasihmu. Atau orang yang saat itu belum kutahu sebagai kekasihmu.
Status-status yang ada di akun kekasihmu aku baca satu per satu. Di bawah statusnya, ada seseorang yang mengomentari. Dan, nama akun itulah yang menggelitik rasa penasaranku untuk mencari tahu. Satu nama yang mirip denganmu, dan ternyata itu memang akun milikmu. Insting detektifku mulai bekerja. Mengamati setiap kata yang  tertera pada status-status jejaring sosialmu. Pandanganku terhenti pada status hubunganmu. Seandainya aku tak bisa membaca, mungkin aku tidak sesedih ini. Bahkan, tetap saja bahagia karena dapat melihat wajahmu melalui foto yang kau unggah. Sayangnya, aku tidak buta huruf! Aku dapat membaca status ‘berpacaran’mu dengan dia.
Ingatanku mulai merambah menuju beberapa bulan lalu. Saat aku pertama kali mengenalimu. Namamu yang mirip dengan seseorang yang pernah kuharapkan dulu, membuatku mengistimewakanmu. Wajahmu, sama sekali tidak mirip dengan dia. Tapi, entah kenapa, kamu sama seperti dia dulu. Mampu membuatku tersenyum. Bedanya, kamu lebih ganteng dari dia. Aku juga belum tahu sifat kamu. Yang kutahu, kamu adalah seseorang yang menimba ilmu di lembaga yang sama denganku.
Rasa ini hambar saat aku menyadari status kita sama. Sebagai pelajar. Tapi, kita beda. Kamu (mungkin) setia dengan kekasih barumu, dan aku setia dengan cerita-cerita indah tentangmu. Kamu tidak memperhatikanku. Kamu tidak mempedulikanku. Aku menyukaimu dari jauh, secara diam-diam pula. Hingga tak banyak yang tak tahu aku menyukai siapa. Kamu atau orang lain.
Kamu tidak pergi. Kamu tidak hilang. Tapi, kesempatanku mendapatkanmu yang pergi dan hilang. Setelah aku tahu, kamu sudah ada yang punya. Lagi-lagi, aku harus menunggu kesempatan itu hadir kembali. Kesempatan yang mungkin tak akan pernah kudapat. Rasa ini memang hambar.

Sabtu, 07 September 2013

Kecewa



Waktu baru berputar kurang lebih 24 jam. Tapi, secepat itu kamu menghempaskanku jatuh ke dasar bumi. Setelah kemarin, kamu melambungkanku jauh ke angkasa. Rasanya sakit. Rasa sakit ini hanya mampu kutelan dalam-dalam. Aku tak berani mengungkapkan perasaan ini padamu. Karena apa? Karena aku takut, jika kamu malah menjauh karena merasa canggung.

Rabu, 04 September 2013

Setelah 5 Minggu



Awal setelah 5 minggu tak ada lisan yang terucap di antara kita. Pagi ini, kita kembali bercengkerama, bercanda, dan lagi-lagi 1 pernyataan yang diam-diam membuat nyeri di sekitar ulu hati, namun membuat pipiku memerah. “Aku belum benar-benar mampu melupakan perasaan ini.”

Selasa, 03 September 2013

14 Tahun yang Lalu



           Lagi-lagi salah waktu untuk posting. Harusnya tanggal 30 Agustus pukul 06.35 WIB, tapi buktinya? Malam ini aku baru bisa menulis di blog pribadiku. Tulisan tentang aku di masa 14 tahun silam.

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini