Boleh
aku bercerita?
Tentang
laki-laki yang tidak pernah berhenti membuatku terkesan
Dari
leluconnya
Tingkah
ajaibnya
Pemikiran
rumitnya
Cerita-ceritanya
Photo by Tom Sodoge on Unsplash |
Hampir
semuanya aku suka
Dia
tidak pernah bilang segalanya akan baik-baik saja
Tapi
aku tahu, hadirnya sudah berupa tenang
Dia
tidak pernah bilang sudah dewasa
Tapi
aku tahu kalau isi kepalanya sudah satu tingkat lebih baik dari usia sebenarnya
Tentang
memaafkan orang
Berbuat
baik pada orang
Dari
caranya berkomunikasi
Mengaku
salah, padahal tidak tahu di mana letak ketidakbenarannya
Yang
penting minta maaf, dan aku tidak marah (baca: Bukan Butuh Cermin, Tapi Layangan)
Dulu,
Saat
aku masih suka menuntut dan banyak mau, mirip anak kecil yang merajuk
Dia
sudah berperan jadi manusia yang baik
Membujukku
supaya ceriaku kembali
Memohon
padaku agar aku mau bicara lagi, karena saat itu kami benar-benar sudah seperti
perang dingin
Seandainya
kamu jeli, peristiwa itu ada dalam blog ini
Terekam
lewat tulisan-tulisanku setahun-dua tahun belakangan ini
Tapi
sekarang, kami sudah baik
Aku
tidak lagi suka menuntut, meski masih banyak mau
Dia
menurut, walaupun tetap ngomel setiap aku bilang, “Terserah”
Katanya,
“Nurut kamu. Tapi nggak boleh terserah, aku jadi bingung,”
Apakah
karena kami ada apa-apa?
APAKAH
HARUS KARENA ADA APA-APA?
Tidak,
Dear
Tidak
Baginya,
tidak perlu ba-bi-bu untuk berbuat baik
Selama
bisa membuat orang-orang di sekitarnya bahagia, kenapa tidak?
Tanpa
sadar, dia membuatku lebih banyak lagi belajar soal ini
Meski
dia selalu bilang kalau dia tidak sebaik yang aku kira
Setidaknya
masih ada hal baik yang ia tularkan dan berusaha aku serap
Kini
aku mensyukuri jarak
Karena
aku jadi lebih tahu nikmat kangen dan temu
Aku
jadi menghargai tiap detik bersama dia, tanpa harus ribet snap dan kasih tahu orang-orang jika kami sedang berdua
Kalau
memang jatahnya harus bertemu orang lain, ya bakal ketemu kok
Tidak
harus ada pengumuman, toh ini bukan jumpa penggemar
Bersama
dia, bagiku cukup
Walaupun
memang, menit tatap muka kami tidak sebanding dengan hari-hariku di sini yang harus
terus menahan rindu
Setidaknya
kualitas pertemuan kami yang tidak rutin sebulan sekali itu justru membuatku
semakin mengenal dia
Dia
sendiri bukan tipe manusia yang tiap hari mewajibkan chatting dan bercerita tentang apa hari itu
Tapi
kalau tiba-tiba video call atau
telepon malam-malam, ya, itu dia
Dia
sering membuat aku terkejut, meski aku tahu niat awalnya tidak begitu
Dia
menghubungiku ya karena ingin, bukan formalitas
Dan
aku suka
Laki-laki
itu, Dear, tidak pernah berhenti membuatku terkesan
Dan
aku, masih suka
Masih
sangat suka
Karena
ia melakukan itu semua karena itu adalah dia
Bukan
semata-mata untuk terlihat baik di hadapan orang,
…seperti
kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar