Puasa satu
minggu pertama. Aku menghela napas panjang. Ponselku bergetar tanpa henti.
Terus saja menerima pesan dari beberapa grup, yang kesemuanya adalah membahas
rencana buka bersama. Memilih tempat, menyesuaikan hari. Si pembuat rencana,
biasanya mengutuk teman-teman yang tidak kunjung muncul di obrolan grup. Si
aktif, biasanya memberikan sederet usul. Soal hari, tempat, menu makanan,
sampai budget yang harus dikeluarkan. Si pasif, biasanya menanggapi
dengan “Terserah”. Dan ketika si pembuat rencana memilih hari sesuai daftar
milik si aktif, si pasif muncul kembali, dan bilang “Tidak bisa”. Si pembuat
rencana kembali memutar kepala, lagi-lagi harus memilih hari.
Aku kembali menghela napas panjang. Sebagai
orang yang tidak termasuk pembuat rencana, aktif, maupun pasif, aku ini bagaikan figuran yang hanya melihat
tokoh-tokoh utama memainkan peran. Hanya sesekali melemparkan emotikon tertawa
jika ada sesuatu yang menurutku lucu. Tidak memberi usul, juga tidak bilang
“Terserah”. Jika memang nanti kebetulan berbenturan dengan jadwal lain, ya sudah,
tinggal tidak mendaftarkan diri untuk buka bersama. Toh, buka bersama itu
nanti, bisa dipastikan, tidak seluruhnya bisa hadir, kan?
Satu minggu pertama bulan ramadhan.
Tidak ada yang perlu disibukkan. Luntang-lantung tanpa kegiatan. Sesekali
mengecek ponsel, melihat seberapa jauh rencana buka bersama yang telah disusun.
Aku menghela napas panjang. Melihat papan
tulis rencana yang terpajang di kamar. Sederet ide cerita yang aku tulis
berdasarkan urutan dateline. Dan selama satu minggu pertama bulan
ramadhan ini, sudah beberapa kali aku ditagih, “Bagaimana kabar naskahmu hari
ini?”
Aku hanya tersenyum tipis
menanggapi. Membuka laptop, mengetik beberapa alenia, lantas meng-klik game Plants
vs Zombies yang ternyata jauh lebih menggoda. Kemudian siang ini, sepupuku
mengirim pesan. Aku mengerutkan kening, karena baru kemarin ia main ke rumah.
Aku pikir ada barangnya yang tertinggal. Tapi ternyata, dia bilang sesuatu,
yang membuatku cukup tertampar keras.
“Dik, ada cerpen? Aku lagi bosan di
rumah tidak ada kerjaan,”
“Ada, Mbak. Mau baca?”
“Mau! Di blog, kan?”
Dan untuk sesaat, aku termangu.
Terdiam beberapa detik. Bagaimana kabar blog? Kapan terakhir kali aku ke sana? Cerita
apa yang paling akhir kuunggah?
Maka, atas nama angelarezz.blogspot.com,
aku minta maaf untuk orang-orang yang kecewa karena setiap membuka blog, belum
ada cerita baru. Dan yang jelas, aku berterima kasih untuk orang-orang terdekat
yang selalu mendesak untuk mempublikasikan cerita yang kutulis. Jadi, untuk
memenuhi keinginan pembaca, aku akan upload cerita lama, yang mungkin
telah mengendap di file laptop, saking terkubur oleh file-file ber-dateline.
Tulisan ini menjadi pembuka,
sekaligus sedikit hiburan untuk orang-orang yang terlalu sering mendengus pelan
saat membuka blog ini. Dan, ah ya, jika nanti ada cerita yang tidak bertemakan
ramadhan, bisa dipastikan, itu adalah tulisan lama yang diedit ulang, dan ia
sedang membutuhkan pembaca.
Jadi,
untuk semua orang yang setia menunggu tulisan dari blog ini, untuk orang-orang
yang selalu mengabaikan blog ini, lalu untuk orang-orang yang selalu menagih
cerita, kepada kalian, tulisan ini, aku persembahkan. Cerita di satu minggu
pertama bulan ramadhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar