Senin, 13 Juni 2016

Cerita Ramadhan #1



Puasa satu minggu pertama. Aku menghela napas panjang. Ponselku bergetar tanpa henti. Terus saja menerima pesan dari beberapa grup, yang kesemuanya adalah membahas rencana buka bersama. Memilih tempat, menyesuaikan hari. Si pembuat rencana, biasanya mengutuk teman-teman yang tidak kunjung muncul di obrolan grup. Si aktif, biasanya memberikan sederet usul. Soal hari, tempat, menu makanan, sampai budget yang harus dikeluarkan. Si pasif, biasanya menanggapi dengan “Terserah”. Dan ketika si pembuat rencana memilih hari sesuai daftar milik si aktif, si pasif muncul kembali, dan bilang “Tidak bisa”. Si pembuat rencana kembali memutar kepala, lagi-lagi harus memilih hari.
             
Begitu saja terus. Selama satu minggu pertama bulan ramadhan.
             
Aku kembali menghela napas panjang. Sebagai orang yang tidak termasuk pembuat rencana, aktif, maupun pasif,  aku ini bagaikan figuran yang hanya melihat tokoh-tokoh utama memainkan peran. Hanya sesekali melemparkan emotikon tertawa jika ada sesuatu yang menurutku lucu. Tidak memberi usul, juga tidak bilang “Terserah”. Jika memang nanti kebetulan berbenturan dengan jadwal lain, ya sudah, tinggal tidak mendaftarkan diri untuk buka bersama. Toh, buka bersama itu nanti, bisa dipastikan, tidak seluruhnya bisa hadir, kan?
            
 Satu minggu pertama bulan ramadhan. Tidak ada yang perlu disibukkan. Luntang-lantung tanpa kegiatan. Sesekali mengecek ponsel, melihat seberapa jauh rencana buka bersama yang telah disusun.
             
Aku menghela napas panjang. Melihat papan tulis rencana yang terpajang di kamar. Sederet ide cerita yang aku tulis berdasarkan urutan dateline. Dan selama satu minggu pertama bulan ramadhan ini, sudah beberapa kali aku ditagih, “Bagaimana kabar naskahmu hari ini?”
             
Aku hanya tersenyum tipis menanggapi. Membuka laptop, mengetik beberapa alenia, lantas meng-klik game Plants vs Zombies yang ternyata jauh lebih menggoda. Kemudian siang ini, sepupuku mengirim pesan. Aku mengerutkan kening, karena baru kemarin ia main ke rumah. Aku pikir ada barangnya yang tertinggal. Tapi ternyata, dia bilang sesuatu, yang membuatku cukup tertampar keras.
           
 “Dik, ada cerpen? Aku lagi bosan di rumah tidak ada kerjaan,”
           
 “Ada, Mbak. Mau baca?”
           
 “Mau! Di blog, kan?”
            
 Dan untuk sesaat, aku termangu. Terdiam beberapa detik. Bagaimana kabar blog? Kapan terakhir kali aku ke sana? Cerita apa yang paling akhir kuunggah?
             
Maka, atas nama angelarezz.blogspot.com, aku minta maaf untuk orang-orang yang kecewa karena setiap membuka blog, belum ada cerita baru. Dan yang jelas, aku berterima kasih untuk orang-orang terdekat yang selalu mendesak untuk mempublikasikan cerita yang kutulis. Jadi, untuk memenuhi keinginan pembaca, aku akan upload cerita lama, yang mungkin telah mengendap di file laptop, saking terkubur oleh file-file ber-dateline.
            
 Tulisan ini menjadi pembuka, sekaligus sedikit hiburan untuk orang-orang yang terlalu sering mendengus pelan saat membuka blog ini. Dan, ah ya, jika nanti ada cerita yang tidak bertemakan ramadhan, bisa dipastikan, itu adalah tulisan lama yang diedit ulang, dan ia sedang membutuhkan pembaca.

Jadi, untuk semua orang yang setia menunggu tulisan dari blog ini, untuk orang-orang yang selalu mengabaikan blog ini, lalu untuk orang-orang yang selalu menagih cerita, kepada kalian, tulisan ini, aku persembahkan. Cerita di satu minggu pertama bulan ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini