Sudah berapa
hari, Mas kita nggak ketemu? Apa kabar kamu? Baik-baik, kan?
Apakah kau tahu
ada yang diam-diam mengharapkan pertemuan denganmu lagi? Apa kau tahu ada yang
diam-diam menulis tentang kamu? Apa kau tahu ada yang diam-diam mengharapkan
senyummu? Apa kau juga tahu ada yang diam-diam memasang fotomu di wallpaper
ponselnya?
Orang itu, adalah orang yang masih sangat ingat ketika kamu menyapanya dengan senyuman. Masih sangat ingat ketika kamu berdiri di depannya sambil tersenyum entah pada siapa. Masih sangat ingat bagaimana tercengangnya dia ketika pertama kali melihat kamu. Masih sangat ingat ketika dadanya bergemuruh saat kamu bercanda dengan seseorang. Masih sangat ingat.
Orang itu, adalah orang yang masih sangat ingat ketika kamu menyapanya dengan senyuman. Masih sangat ingat ketika kamu berdiri di depannya sambil tersenyum entah pada siapa. Masih sangat ingat bagaimana tercengangnya dia ketika pertama kali melihat kamu. Masih sangat ingat ketika dadanya bergemuruh saat kamu bercanda dengan seseorang. Masih sangat ingat.
Apakah kamu
juga tahu, ada seseorang yang berpura-pura acuh padahal sangat ingin tahu kabar
terbaru tentang kamu. Ada seseorang yang kecewa karena tak punya nomor ponsel
kamu, tak punya BBM untuk invite pin kamu, tak punya alasan untuk mengharapkan
kamu. Tak punya alasan untuk cemburu karena dia bukan siapa-siapa di
hidupmu—bukan orang spesial dalam hidupmu. Kamu hanya orang yang mampu
menyerap perhatiannya, hingga ia mampu tersenyum bahkan tertawa karena ingat
kamu.
Asal kamu tahu,
dia sempat menangis, tepat sebelum pertemuan terakhirnya denganmu. Ia menangis
karena kesempatan untuk melihat senyum dan tawamu sudah bersiap untuk pergi.
Kesempatan untuk menyapa kamu, berpura-pura bertanya padahal hanya untuk
mendengar suaramu, ah, untuk saat ini, itu tinggal kenangan. Entah kapan bisa
terulang, kapan lagi bisa seperti dulu.
Saat-saat naik
motor namun dalam otak kosong, saat-saat tidak ada mood untuk mengerjakan
tugas, saat-saat malas menulis—padahal hatinya sedang menangis, dan segala
keribetan orang galau lainnya, sudah ia alami. Galau karena kamu. Galau karena
dia berpisah dengan orang yang diam-diam mampu merebut hatinya. Orang yang
tanpa melakukan apa-apa, mampu membuatnya jatuh cinta.
Mungkin, kamu
tak tahu, dampak pertemuannya denganmu sebegini dahsyat. Kamu membuatnya selalu
menantikan hari esok agar kembali bertemu denganmu. Kamu membuatnya sangat
bersemangat tiap hari berganti yang baru. Kamu mampu membuatnya merencanakan 1001
skenario untuk menarik perhatianmu, tanpa ada label ‘caper’. Kamu mampu
membuatnya jungkir balik karena jatuh hati.
Ah, seandainya
kamu tahu ada seseorang yang menyimpan fotomu dalam dompetnya.
Seandainya kamu
tahu ada seseorang yang sangat merindukanmu.
Seandainya kamu tahu ada orang
yang kangen sikap pedulimu.
Seandainya kamu tahu.......
“Orang
itu.............. aku, Mas,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar