Selasa, 20 November 2018

Bukan Menyerah


Aku harap kamu baik-baik saja dan tetap bahagia
Sekalipun, mulai detik ini, kita mungkin akan semakin jarang duduk berhadapan dan bercerita banyak hal,
Semoga kamu bisa menjalani hari-harimu dengan menyenangkan
Bukankah sejak dulu memang kamulah pencipta tawa yang ahli?
Mudah bukan, membuat dirimu sendiri ceria sepanjang hari?

Maaf, aku tidak bermaksud melarikan diri
Tapi kamu juga harus mengerti,
Bahwa ada beberapa hal di dunia ini yang lebih baik berjalan masing-masing
Tidak usah beriringan, bahkan bergandengan

Photo by youssef naddam on Unsplash

Sesuatu yang dipaksakan, kadang tidak akan berujung baik
Aku takut, kita nanti begitu

Ini bukan soal jarak,
Meskipun aku sadar benar, komunikasiku denganmu akhir-akhir ini sempat berantakan, sementara aku dan kamu belum tentu tiap minggu bisa bertatap muka

Mungkin ada penjelasan yang pilih pergi bersama udara berhembus
Mungkin ada alasan yang pada akhirnya hanyut mengikuti arus

Sadarkah kamu jika selama ini aku kelelahan mengikuti alur pikiranmu?
Menebak-nebak apa maumu
Ingin tahu latar belakangmu mengapa begini dan begitu, yang kepalaku saja tidak bisa menemukan titik temu

Tahukah kamu, kalau pembicaraan kita tiga minggu yang lalu tidak lagi satu frekuensi?
Kamu memang masih menceritakan hal yang kamu suka
Alien, dunia lain
Kamu bahkan sempat menyinggungku tentang jam tidur, kesibukanku sekarang, memujiku yang telah menemukan apa mauku
Tapi entah kenapa, aku tetap merasa bahwa kita adalah asing
Bersama kamu, hanya bagaikan basa-basi
Padahal dulu kita ngobrol sampai malam—bahkan pagi, kamu menyebutnya
Kadang telepon, kadang chatting
Ya, karena memang ada hal menarik untuk dibicarakan

Tapi akhir-akhir ini, Tuan
Akhir-akhir ini
Nama kamu memang masih berada di kolom paling sering dihubungi, namun bagiku itu hanya sekadar kewajiban
Ada upaya lebih hanya untuk memperpanjang obrolan: pertanyaan sudah makan atau belum, masih di kampus atau lanjut kegiatan lain, nanti balik kos jam berapa, hingga mau pulang hari apa
Pertanyaan berulang, setiap hari
Salah jika aku menyimpulkan kalau hal itu terjadi hanya karena antara aku dan kamu tidak ingin obrolan kita berakhir begitu saja?
Dan iya, aku mengaku lelah untuk selalu membangun obrolan
Aku bosan dengan pertanyaan yang itu-itu saja
Maaf

Iya, aku egois
Terserah jika kamu ingin menyebutku dengan hal lain

Tapi, Tuan
Seandainya kamu masih ingin melanjutkan, bisakah kita berhenti sejenak?
Sesaat saja
Ibarat orang lari, aku haus bahkan mungkin hampir dehidrasi
Aku butuh minum dan meluruskan kaki

Tapi jika kamu tidak mau,
Maaf
Sekali lagi minta maaf
Aku pilih di sini dulu
Terserah kamu mau menunggu atau tetap melanjutkan perjalanan
Aku akan di sini
Tidak ingin memaksakan diri lagi
Seandainya memang aku dan kamu takdirnya hanya sampai di sini, ya sudah
Jika ternyata kamu memang harus tetap di sisi, ya syukurlah
Biarkan Tuhan bekerja
Aku… berserah



2 komentar:

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini