Senin, 03 Juli 2017

Supaya Kamu Mengerti

            Boleh, aku menghela napas panjang sekali lagi?
            
Atau mungkin aku tersenyum saja melihatmu yang sedang kegirangan seperti anak kecil?

Sudah berapa kali kamu membawa-bawa duniamu tepat di depanku, padahal aku sama sekali tidak kamu izinkan masuk ke sana? Kamu sering berceloteh sesuka hatimu, menceritakan apa saja yang ada dalam kepalamu, tapi kamu hanya memperlakukan aku sebagai pendengar. Iya, aku memang bisa menjadi pendengar yang baik. Tapi kamu perlu tahu bahwa aku ini manusia yang juga butuh didengar. Aku butuh bertemu kamu untuk melepas rindu, bukan untuk menyimpulkan betapa kamu menginginkan masa lalu yang sekarang masih mendominasi harimu.

My dear, ada aku di sini, yang siap mendampingi langkahmu menjauhi apa yang sudah berlalu. Aku bersedia menampung seluruh ceritamu, keluh kesahmu, dan apapun yang ingin kamu katakan. Tapi yang namanya berdampingan, kamu juga perlu memastikan bahwa aku masih ada di sampingmu—apakah aku masih menyimak ceritamu, atau justru ingin memutus kisahmu buru-buru.

Aku menyayangimu, tapi juga butuh kasih sayang dari kamu.

Aku bukan matahari yang bisa selalu setia berpendar di jagat raya padahal sama sekali tidak dipedulikan oleh para planet yang mengelilinginya. Aku juga tidak betah menunggu seperti yang dilakukan pelangi terhadap hujan. Aku tidak seperti yang kamu bayangkan—bisa seratus persen antusias terhadap apa yang sering kamu bicarakan. Terkadang aku ingin menyela, sekadar bertanya apa maksudnya. Tapi kamu tidak pernah memberiku kesempatan untuk mengerti lebih jauh. Ibarat kamu makan nasi goreng enak, tapi tidak membolehkan aku untuk mencicipinya. Kamu juga tidak menjelaskan lebih rinci di mana enaknya—apakah karena pedasnya pas atau asinnya sesuai selera.

Kamu selalu menceritakan betapa asyiknya duniamu, termasuk masa lalu kamu yang tidak pernah alpa mengisi ruang pembicaraan di antara kita. Apakah kamu tidak berpikir bagaimana aku merasa gagal sebagai kekasihmu karena tidak berhasil membawa kamu keluar dari pusaran masa lalu? Saat orang lain berpikir bahwa kamu telah move on dari dia menujuku, namun kenyataannya kamu dari sana belum beranjak satu langkahpun. Tidakkah kamu merasa ada seseorang yang hampir sekarat demi mengikuti apa maumu? Seseorang yang hatinya hampir habis karena selalu mendengarmu mengocehkan masa lalu. Seseorang yang sebenarnya sedang haus tapi tidak ingin istirahat demi mengejar langkahmu bersama duniamu. Seseorang yang kamu pikir baik-baik saja meladeni apa saja maumu. Nyatanya dia bisa sekarat, Dear. Seseorang itu butuh kamu sebagai kekasihnya, bukan sekadar jadi mitra pendengar.

Seandainya kamu hanya butuh didengar, tidak perlu mengiyakan ajakanku untuk memadu kasih. Biarkan saja aku jadi penggemar ceritamu, toh yang kamu ‘paksa’ menyimak kisahmu bukan cuma aku. Ada dia yang namanya berada di kolom paling atas pesan facebook milikmu—pertanda sering menghubungi kamu, atau dia yang—kamu akui sebagai sahabatmu—setiap hari dapat menatap wajah cantikmu lekat-lekat.

Tidak perlu ada aku yang rasanya justru jadi orang dekat ‘paling jauh’, padahal aku ini adalah kekasihmu. Tidak perlu menolak permintaanku yang sempat ingin rehat karena kelelahan menyejajarkan langkah denganmu. Tidak perlu membuatku berpikir kalau kamu masih menyayangiku sehingga tidak ingin aku pergi dari kamu. Kalau nyatanya sekarang justru kamu yang semakin jauh dariku, menuju dunia kamu yang sama sekali tidak aku mengerti itu.

Boleh aku menghela napas panjang sekali lagi?

Melihat kamu kegirangan seperti anak kecil yang baru saja dibelikan baju baru. Padahal hanya karena masa lalumu yang selalu aku anggap sebagai bayang-bayang itu kembali menyapa kamu melalui dunia maya.

My Dear, boleh aku menghela napas panjang sekali lagi?

Karena lagi-lagi kamu tidak mengerti, ada seseorang yang ingin cepat-cepat pergi dari depan kamu agar tidak menyaksikan betapa bahagianya kamu setiap bayang-bayang itu merenggut kamu dariku, yang sebenarnya siap menyeret kamu dari sana dan ingin membuka mata kamu bahwa ada masa depan yang sedang melambai untuk kita hampiri.

Ayolah, Dear, haruskan aku menghela napas panjang sekali lagi supaya kamu mengerti?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini