Aku tahu, Jogja
tak lagi sama.
Mungkin
pedagang di warung tenda itu sudah pindah. Mungkin mahasiswa yang dulu masih
suka tongkrongan di pinggir jalan, sudah pada wisuda. Mungkin rumput yang ada
di lapangan itu sudah dipangkas lalu tumbuh lagi. Mungkin pagar pembatas sudah
ada pertambahan karat di beberapa sisi. Mungkin beberapa bangunan telah dicat
ulang.
Jogja
tak lagi sama. Awan mendung yang dulu menaungi pertemuan pertama, telah turun
sebagai hujan beberapa hari kemudian. Lantas menguap lagi, membentuk awan,
hujan, menguap, awan, hujan, begitu seterusnya dua tahun terakhir.