Rabu, 03 September 2014

Pengagum Rahasia



            Aku heran. Sangat heran. Betapa tidak pedulinya kamu pada sekitar, hingga tak pernah merasa sedang dipandang lekat oleh seseorang? Atau kamu pura-pura tak peduli? Atau kamu sebenarnya kecewa karena seseorang yang selalu memandangmu lekat adalah bukan orang yang kauharapkan? Karena kamu malas untuk menanggapi perhatian lebih dari seseorang yang belum begitu kaukenal? Perlu kamu tahu, ada seseorang yang pernah membelikanmu roti bakar, namun sampai sekarang, roti bakar itu belum sampai di kamu. Belum kamu terima. Belum kamu makan. Karena kamu sudah keburu pulang. Jujur, ada yang kecewa.
            Aku tak berharap kamu tahu ada seseorang yang mengharapkan sebuah pertemuan denganmu. Aku tak berharap kamu tahu ada seseorang yang sangat rajin menulis tentang kamu. Aku tak berharap kamu tahu ada gadis yang selalu menggebu ketika bersiap akan bertemu denganmu. Aku tak berharap kamu tahu ada gadis yang mengorbankan waktunya untuk bertemu dengan kamu. Izin les demi bertatap muka dengan kamu. Aku tak berharap kamu tahu. Cukup Tuhan yang tahu, yang sangat kuyakini akan membuka jalan terbaik bagiku. Meskipun nantinya akan sakit jika jalan terbaik itu adalah berpisah dengan kamu.
            Tak perlu merasa bersalah karena telah memporak-porandakan hati seorang gadis, karena kamu dekat dengan gadis lain. Tak perlu ikut menangis melihat tetesan air mata gadis itu mengalir karena kamu. Tak perlu ribut dan bingung untuk menenangkan gadis yang hatinya sakit ketika melihat kamu sibuk menghibur gadis lain. Tak perlu menyesal telah membuat gadis itu jatuh cinta. Tak perlu sedih karena telah merenggut senyuman seorang gadis yang selalu terpancar untukmu. Kamu tak perlu se-sok bijak begitu.
            Aku tahu, selama ini kamu tak tahu apa-apa. Aku tahu, selama ini kamu belum cukup mengenalku. Hanya sekadar aku tahu kamu, dan kamu tahu aku. Tak lebih. Tak bertukar nomor handphone, tak saling berkirim pesan singkat, tak saling kasih kabar, tak saling bilang “Have nice dream.” di penghujung malam, dan tak saling-tak saling lainnya seperti kebanyakan manusia melalukan PDKT. Karena aku tak berharap kamu tahu ada seorang gadis yang ingin berada di sisimu. Aku sangat tak berharap kamu tahu setiap khayalku yang ingin kita saling tersenyum dan tertawa. Bersama.
            Kamu pasti tak tahu, ada seorang gadis yang berusaha mengikuti langkahmu melalui status-status kamu yang berada di sosial media. Kamu sakit, kamu lelah, kamu bahagia, kegiatan kamu, semuanya! Semua yang tertulis oleh jemarimu, yang kaubagikan di dunia maya. Dan kamu juga tak tahu ada yang khawatir jika kamu update status sedang kecapekan, dan esoknya kamu mengisyaratkan bahwa suhu badanmu sedang tinggi.
            Apakah selama ini gadis itu tak terlihat, Sayang?
            Memangnya, yang kamu lihat selama ini siapa?
            Bukan gadis itu? Bukan penggemar rahasiamu?
            Kamu yang kurang peka, atau bagaimana?
            Ah, ya! Aku belum sempat memikirkan apa yang harus kuperbuat jika kamu tahu semua tentang ini. Jika kamu tahu siapa gadis itu, kamu tahu perasaannya padamu, kamu tahu apa yang selama ini dia lakukan di belakangmu—mengkhayalkanmu, berangan tentang kamu, mengharapkan kamu.
Mungkin memang lebih baik seperti ini. Diam-diam. Rahasia. Memberi perhatian secara terselubung. Jatuh cinta tanpa kata-kata. Perhatian tanpa sentuhan. Mendo’akan tanpa menyebutkan nama. Hanya secara isyarat tanpa berniat menyuratkan. Karena Tuhan pasti sudah tahu semua ini. Karena Tuhan tahu siapa yang kucinta, kuberi perhatian, dan kudo’akan. Tuhan sangat tahu siapa pemuda yang menyita perhatian seorang gadis remaja yang kini jemarinya menjadi pesuruh untuk menuliskan luapan perasaannya. Ketika air mata belum mampu mendeskripsikan rasa aneh ini. Karena hatinya terlalu sempit untuk menampung seluruh perasaan ini.
           

“...............Mas, jaga kesehatan. Jangan sampai telat makan. Makan makanan yang bergizi. Karena aktifitasmu gila-gilaan.Jangan sampai kamu sakit. Jangan sampai senyum dan tawamu hilang hanya karena badanmu tak kuat dengan kegiatanmu yang cukup menguras tenaga. Jangan sampai ya, Sayang. Tidur yang cukup. Jangan begadang.........”

2 komentar:

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini