Minggu, 03 November 2019

Pergilah, Tidak Apa-Apa


Disarankan mendengarkan lagu ini --> Background Music Extraordinary You Episode 19 - 20  <-- untuk baca tulisan ini :))


Photo by Anastasia Vityukova on Unsplash

Ya sudah, pergi saja, tidak apa-apa. Dari dulu pun aku sudah mempersiapkan perpisahan, sebelum harus merasa sakit karena kehilangan. Aku bahkan telah menulis ucapan terima kasih karena kamu membuatku banyak belajar dalam memahami diri sendiri dan tentang orang lain.

Mungkin memang saat ini adalah waktunya kamu buat pergi. Aku tidak punya hak untuk menahanmu lebih lama di sini. Bersama kamu sampai sejauh ini pun kejadian di luar dugaan yang patut aku syukuri.

Seandainya dulu kamu membiarkanku untuk tidak lagi menyapa kamu saat aku merasa sakit hati, pasti sekarang aku dan kamu sebatas viewers story. Chat seperlunya, bertemu sesingkat-singkatnya. Bahkan mungkin aku menghapus kamu dari daftar teman-temanku. Mengusir jauh-jauh kamu dari hidupku, supaya kepalaku tidak dipenuhi oleh kamu. Memaksa hatiku untuk tidak mengharapkan kamu, sekaligus membunuh segala ekspektasi yang berhubungan dengan kamu. Sama seperti yang aku lakukan dengan orang-orang sebelum kamu.

Tapi ternyata dengan kamu, aku tidak bisa memberlakukan hal itu.

Kamu justru menghampiriku lebih dulu. Menanyakan alasan diamku. Ingin tahu kenapa aku bungkam, kenapa bertemu dengan kamu saja aku enggan. Kamu kukuh mengajakku bicara serius, bahkan sampai berusaha menemuiku yang sedang menyibukkan diri supaya tidak bersinggungan lagi dengan kamu.

“Kamu kenapa?” tanyamu waktu itu di tengah acara musik sekolah, di belakang panggung. Aku sebagai panitia seharusnya bisa mengusir kamu dari sana, tapi bahkan melihatmu hadir malam itu saja sudah buatku ingin mati berdiri. Lidahku kelu.

“Apanya?” aku bertanya balik, lirih.

“Kamu marah sama aku? Kenapa? Jelasin, tolong. Aku nggak ngerti,” ujarmu membuatku menahan napas sesaat. Kamu tahu aku sedang menghindarimu secara halus. Kamu tahu aku sedang apa-apa, dan itu berhubungan dengan kamu. Makanya kamu menuntut penjelasan padaku supaya kita bisa menyelesaikan ini cepat-cepat.

Bagimu, segala permasalahan, apalagi yang berawal dari kesalahpahaman, harus segera dituntaskan.

Dari situ aku belajar untuk meredam emosi dan keegoisan. Aku belajar untuk berdamai dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Sampai aku dan kamu bisa benar-benar berbaikan dan kembali menertawakan banyak hal. Membicarakan yang tidak penting, chatting dan telepon malam-malam hingga aku mengantuk atau kamu yang ketiduran.

Baru pertama kali seumur hidup, aku bisa berdamai lagi dengan orang yang pernah membuat hatiku sakit. Aku bisa menormalkan harapan yang kadang datang terlalu tinggi. Aku bisa membujuk hatiku untuk tidak terlalu jauh kalau terjatuh, karena kamu merupakan salah satu orang terbaik yang aku punya dan harusnya aku jaga.

Tapi mungkin sekarang memang sudah waktunya kamu pergi. Kamu merasa harus bergerak, dan meninggalkan aku adalah jalan yang perlu kamu tempuh. Tidak apa-apa. Aku paham, yang namanya manusia ya datang dan pergi. Mungkin saat ini, waktu-waktu kamu bersamaku telah usai. Tidak apa-apa, toh ketika aku kesal dulu, aku sudah menyiapkan hatiku untuk menghadapi skenario perpisahan paling buruk. Tidak apa-apa. Pergi saja. Sepertinya Tuhan juga telah menyiapkan orang baru yang perlu aku sambut sepeninggalmu.

Pesanku cuma satu, kamu tetap hati-hati ya.

Terima kasih karena pernah datang. Semoga hari-harimu dengan orang barumu lebih menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini