Selasa, 04 Juni 2019

Sebentar Lagi Lebaran


Hei, sebentar lagi lebaran, atau bahkan kamu membaca tulisan ini ketika bulan Ramadan tahun ini sudah berakhir. Di sini aku hanya ingin minta maaf atas segala kesalahan yang muncul dari alam bawah sadarku, yang mungkin sempat membuatmu terganggu.
          
Foto diambil dari unsplash.com
Aku minta maaf karena walaupun aku dan kamu telah bersepakat bahwa di antara kita tidak ada apa-apa, aku masih dan entah sampai kapan akan mengingat hal-hal tentang kamu. Aku terus saja menghubung-hubungkan apa yang kamu bagi di sosial media dengan aku—padahal di saat yang sama, aku masih ingat kalau kamu berniat untuk membagikan sesuatu di dunia maya, ya karena ingin, bukan karena mau menarik perhatianku.
            
Toh kamu sudah sedot habis peduliku tanpa harus berbuat apapun.
            
Aku minta maaf karena aku masih menandai tempat-tempat yang pernah kita datangi sebagai monumen bersejarah tentang aku dan kamu. Aku menganggap para saksi bisu itu layaknya bank memori yang menyimpan gurau dan tawa kita. Di sana kita pernah bercerita—aku curhat dan kamu mendengarkan, begitupun sebaliknya. Di sana kita pernah bertemu untuk pertama kalinya semenjak menyandang status sebagai mahasiswa. Di sana kita pernah ditempa gerimis di suatu malam minggu. Di sana kita pernah, dulu, karena kini aku dan kamu berada di posisi yang entah.
            
Aku minta maaf karena sekarang aku bingung mau berjuang dengan cara apa dalam memperbaiki hubungan yang terlanjur aneh. Aku ingin mengakui kamu sebagai teman, tapi nyatanya mau ngobrol saja rasanya canggung. Ingin aku bilang kamu bukan teman, tapi kesannya aku begitu sombong dan melupakan kamu yang pernah meluangkan waktu demi aku.
            
Teman apa teman kalau begini ceritanya?
            
Aku juga minta maaf karena pernah memaksamu bercerita tentang seseorang yang sepertinya sudah tidak ingin kamu bahas lagi, just because aku ingin tahu seberapa jauh aku di hidup kamu dibanding orang itu.
            
Iya, kekanak-kanakan, aku tahu. Makanya aku minta maaf soal itu.

Aku juga minta maaf karena selama kita kenal, aku pernah uring-uringan yang menurutmu tidak jelas, ngomel yang bagimu tidak penting, marah-marah, merajuk, merengek, badmood, mau menangis di depan kamu, dan kekeraskepalaanku yang sepertinya sudah buatmu ingin jauh-jauh dariku dan mencoret aku dari daftar orang-orang dekatmu. Aku sangat minta maaf kalau soal ini, dan berjanji akan memperbaiki cara berhubunganku dengan orang lain, tidak hanya kepada kamu.

Mungkin aku perlu banyak belajar dari kamu tentang ini ya? Kan kamu ahli dalam memperlakukan orang lain—salah satunya dalam memperlakukan aku, ya kan?

Oke, mungkin bisa ya aku belajar mulai besok atau lusa. Tapi jika kondisi hatiku sudah membaik.

Sejauh ini sih, belum benar-benar baik, maaf.

           
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini