Bagiku, kamu
selalu jelas
Berjalan di
lorong kampus,
menyapa
orang-orang yang ada di sana,
berbelok ke
kelas, mengikuti kuliah, selesai, lalu nongkrong di kantin kampus
Kadang
menunggu dosen di selasar, atau balik kos karena tidak ada kepentingan lagi di
situ
Jika
kebetulan kamu harus masuk sore, entah ada keperluan organisasi atau UKM, maka
kamu membunuh waktu di depan perpustakaan atau student center
Photo by chuttersnap on Unsplash |
Bagiku, kamu
selalu jelas
Entah ocehan
kamu di twitter, kiriman gambar di instagram, atau story yang kamu bagikan via whastapp
Ada yang
sukses buat pikir panjang, tertawa kencang, atau merenung dalam-dalam
Semuanya
jelas
Tawa kamu,
Suara kamu
seandainya sedang berdiskusi dalam forum,
Bahkan lelucon
paling garing yang bisa kamu keluarkan pun terasa jelas
Sangat
jelas
Kamu itu memang
begitu
Aku suka
Suka sekali
Bagiku kamu
selalu jelas
Selalu
datang di bioskop lima belas menit sebelum film dimulai, kemudian tergesa-gesa
ke depan pintu teater yang baru dibuka setelah mendengar pengumuman yang
bergaung di seantero lobi
Kamu
seperti tidak ingin ketinggalan satu iklan pun yang biasanya mendahului film,
padahal
kamu hanya ingin melihat orang-orang berdatangan ke studio film, duduk di
bangku masing-masing, entah bersama teman atau keluarga, atau bahkan mungkin
pasangan,
dari tempat
dudukmu di deretan bangku A
Hobimu satu
ini memang lucu, kalau tidak ingin disebut aneh
Tapi bagiku,
kamu memang sejelas itu
Kamu jarang
senyum, tapi sering ketawa
Aku sendiri
tidak bisa membayangkan bagaimana teriakan para kaum hawa kalau melihat kamu tersenyum
pada mereka
Jangan ya
Nanti
sainganku tambah banyak
Ini saja,
berada di depanmu, menjadi alasan kamu tertawa, aku sudah mau meleleh kalau
tidak ingin meledak saking senangnya
“Kamu
kenapa sih?” tanyamu membuatku mengangkat muka dari ponsel, sesaat menghentikan
tulisan ini.
“Nulis
doang,” jawabku.
“Tulis aku
dong sekali-kali,”
“Iya,
kapan-kapan,” aku ketawa. Kamu belum
tahu.
“Bener ya?”
kamu senyum dan aku seserius ini ingin menyimpan senyum itu lalu kuawetkan dan
kubawa pulang.
“Iya,” aku
mengangguk, balas senyum.
Kamu memang
sejelas itu
Membuat
lawan bicara bisa otomatis tersenyum kalau kamu tersenyum
Apalagi
untuk ukuran perempuan yang dicap mudah terbawa perasaan ini
Ah, dasar
Kamu suka
begitu
Iya, kamu
memang sejelas itu
Hubungan
kita saja yang masih abu-abu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar