Kamu jangan
berubah, bagaikan avatar yang padahal sedang dibutuhkan dunia. Meskipun kamu
bukan avatar, dan dunia belum membutuhkan kamu, tapi aku yang saat ini
membutuhkan kamu.
Bagaimanapun juga, kamu adalah
penghiburan yang tepat untuk segala keluh kesah. Hanya tawa kamu yang mampu
menenangkan sekaligus pemberi semangat yang mujarab. Tidak perlu kamu
mengajakku ke tempat di mana harus mengeluarkan banyak uang hanya untuk
menyeduh cokelat panas, kamu hanya ke rumahku sambil tersenyum lebar, sudah
cukup untuk membuatku kembali tertawa. Biasanya kamu ke rumah memakai jaket baseball,
habis mandi, sehingga membuat wajahmu kelihatan segar, dan itu saja cukup
membangkitkan semangat baruku di hari itu. Kamu tidak pernah muluk-muluk untuk
menghiburku, karena sesederhana kamu datang ke rumah, adalah penghiburan yang
menyenangkan.
Kamu tidak pernah tega mengabaikan
seseorang. Sebagaimana kamu tidak suka padanya, kamu masih bisa mengeluarkan
senyum lebar kepadanya. Seolah-olah kamu tidak punya masalah dengan dia
sebelumnya. Bahkan, kepada wanita yang pernah membuatku cemburu mati-matian,
kamu tetap saja baik padanya. Ya, karena dia manusia, dan masih butuh kebaikan,
alasanmu waktu itu. Aku iya-iya saja tanpa semangat, walaupun kamu sudah datang
ke rumah pada hari itu, tapi belum ampuh mengusir rasa mengkalku jauh-jauh.
Aku tahu, tulisan ini memberi kesan
bahwa aku kekanak-kanakan. Aku seperti wanita yang butuh perhatian lebih,
padahal sudah kamu perhatikan baik-baik. Tapi aku tidak masalah dengan kesan apapun
yang orang berikan padaku. Karena inti permasalahan dari tulisan ini bukan di
situ. Melainkan, tentang kamu yang entah sejak kapan, tidak pernah lagi datang
ke rumah. Tersenyum sekadarnya, dan tidak pernah lagi memberi penghiburan yang
tepat. Seperti orang yang menyayangiku hanya selagi sempat.
Aku tidak tahu, apa saja sibukmu
selama ini, sampai-sampai berubah seperti itu. Kamu seperti menghindar, tanpa
aku tahu apa salahku hingga membuatmu begitu. Asal kamu tahu, aku butuh kamu
yang mampu membuatku tenang dan kembali bersemangat. Aku butuh kamu yang
tiba-tiba membelikanku wafer cokelat
caramel supaya aku tidak marah-marah ketika datang bulan. Kamu tahu, aku butuh
kamu yang seperti itu. Bukan kamu dengan segala ‘selagi sempat’-mu.
Tapi, kalau kamu memang ingin jauh
dariku, memilih mengabaikanku daripada meneruskan hubungan tanpa kasih sayang
yang ternyata sudah surut, aku... aku benar-benar tidak tahu soal itu. Sama
sekali aku tidak berpikir sebelumnya kalau kemungkinan kamu tak lagi menyayangiku,
atau memang, kamu yang memang sudah merasa memilikiku, tak perlu lagi
menunjukkan daya tarik yang dulu kamu gunakan untuk memikatku. Jika sudah
begitu, berarti... berarti, selama ini aku salah menilai kamu. Dan itu tandanya...
cintaku salah ada di kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar