Selasa, 23 September 2014

Dua Puluh Tiga yang Ketiga



23 September 2014.
Jika kamu masih ingat, 3 bulan yang lalu ada seorang gadis yang menahan langkahmu ketika keluar dari lapangan Universitas Negeri Yogyakarta. Jika waktu itu kamu menganggapnya spesial, tentu kamu tak lupa ada gadis yang meminta tanda tanganmu sore itu. Tapi aku sangat yakin, bagimu itu tidak penting. Yang terpenting adalah memperbaiki mental setelah kemarin kalah 0-6. Kembali berlatih untuk pertandingan selanjutnya melawan Korea Utara.

Kamis, 18 September 2014

Perenungan

Sudah lama jemariku tidak nangkring di blog. Bukan karena aku bosan, tapi karena aku tak punya waktu. Bukan karena sok sibuk, tapi memang karena tak sempat. Ah, kenapa detik berputar begitu cepat? Kenapa menit ikut-ikut berderap bagai kilat? Jam, hari, bulan, tahun, mereka semua sama-sama berjalan, tak mau berhenti, tak mau menungguku, tak mau ditunggu.

Tak terasa, aku sudah di kelas akhir. Mungkin, ini berbeda dengan tingkat akhir SMA, tingkat akhir kuliah. Mungkin, belum sebanding dengan kakak-kakak yang bergelut dengan ujian 6 mata pelajaran, berdenyut ria dengan debat karena dosen belum ACC skripsinya. Aku masih di kelas akhir tingkat SMP. Masih ujian dengan 4 mata pelajaran. Masih kecil. Masih belum ada apa-apanya dengan nanti kalau cari kerja, dan sebagainya. Tapi bagiku?

Bukan maksudku untuk 'sok'. Tapi memang, di jaman ini, salah langkah pada masa kecil, merunyamkan masa depan. Di kelas akhir ini, aku harus memikirkan ke mana lagi akan melanjutkan sekolah. Ke mana lagi aku akan melabuhkan cita-cita. Jujur, cita-citaku masih belum jelas. Masih bimbang. Antara di ini dan di itu, seandanyainya aku jadi ini, nanti kalau begitu, gimana? Kalau aku jadi itu, nanti kalau begini, gimana?

Apakah hanya aku yang mengalami kebimbangan seperti? Apakah hanya aku yang kebingungan seperti ini?

Di kelas akhir, adalah saatnya sibuk les. Meminimalkan kegiatan tak penting yang kadang malah diwajibkan oleh sekolah. Mengerjakan tugas yang melelahkan, dan malah tidak belajar mata pelajaran ujian.

Di kelas akhir, adalah kelas paling singkat, tapi paling sibuk dan menentukan masa depan. Jika salah langkah, hati-hati dengan masa depan.

Baru kali ini, aku merasakan beban. Dulu di SD, aku santai-santai saja. Tak berpikiran jika aku akan melanjutkan ke mana, tak berpikiran kalau aku nanti tidak diterima di sekolah ternama, tak berpikiran cita-cita yang masuk akal.... pokoknya pemikiranku waktu SD dan SMP, berbeda drastis! Mungkin, ini yang disebut pendewasaan.

Ah, entah. Baru 15 tahun saja, sudah merasa lelah. Bagaimana jika nanti sudah berumur 20 tahun, 30 tahun, 50 tahun? Benarkah lebih lelah dari ini?

Jumat, 05 September 2014

AB 07



Sudah sejak beberapa hari yang lalu aku suka duduk di depan kamar rawat kakakku.  Oh iya, 2 hari yang lalu kakakku kakinya dioperasi karena patah—jatuh waktu bermain bola. Dan dia dibawa ke sini untuk pemasangan pen dan segala tetek bengek lainnya agar bisa berjalan normal kembali. Syukurlah operasinya berjalan lancar, dan sekarang tinggal pemulihan.

Rabu, 03 September 2014

Pengagum Rahasia



            Aku heran. Sangat heran. Betapa tidak pedulinya kamu pada sekitar, hingga tak pernah merasa sedang dipandang lekat oleh seseorang? Atau kamu pura-pura tak peduli? Atau kamu sebenarnya kecewa karena seseorang yang selalu memandangmu lekat adalah bukan orang yang kauharapkan? Karena kamu malas untuk menanggapi perhatian lebih dari seseorang yang belum begitu kaukenal? Perlu kamu tahu, ada seseorang yang pernah membelikanmu roti bakar, namun sampai sekarang, roti bakar itu belum sampai di kamu. Belum kamu terima. Belum kamu makan. Karena kamu sudah keburu pulang. Jujur, ada yang kecewa.

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini