Jumat, 25 April 2014

Hanya Dalam Diam




Mungkinkah ini penderitaan, jika aku hanya bisa mengamatimu dalam diam? Atau ini kenikmatan jika dalam diam, aku jatuh cinta?
            Kautak mungkin tahu, ada sepasang mata yang berusaha mengurai keramaian demi melihat sosokmu di antara lautan siswa yang sekedar nongkrong di kantin sekolah. Kautak mungkin tahu, ada seseorang yang menunggumu memasuki pintu rumah peribadatan umat muslim di sekolah, setelah adzan dhuhur mulai berkumandang. Kaujuga tak mungkin tahu ada siswi kelas 2 yang diam-diam memperhatikanmu.
            Mungkin takkan begini jadinya bila aku jadi kamu dan kamu jadi aku. Kamu perempuan dan aku laki-laki. Aku kelas satu dan kamu kelas 2. Jika sudah begitu, tak perlu terbentur sebuah benteng bernama gengsi yang disalahgunakan dengan kata wajar. Kata orang di sekeliling kita, biasa jika kakak kelas bergender laki-laki memacari adik kelas perempuannya. Tak aneh. Tapi, itu tidak terjadi pada kita. Kamu kelas satu dan laki-laki, sedangkan aku, kelas dua, kaum hawa pula. Kita juga tak pernah berkomunikasi. Hanya mungkin, saling pandang secara tak sengaja. Itu saja.
            Ah. Kenapa kamu harus jadi juniorku? Kenapa kamu harus menyita perhatianku? Kenapa kamu tidak memperhatikanku? Kenapa kamu tidak tahu ada senior yang mengincarmu? Kenapa gedung timur—tempat ruang kelas 1 itu tidak berdekatan dengan gedung barat—sarang kelas 2? Kenapa harus ada aula, kantor guru, lab komputer, lab fisika, ruang pertemuan, dan sederet ruangan lainnya yang menghalangi pandanganku dari kelasmu? Kenapa kelasku harus di bagian selatan, sedangkan kelasmu di bagian utara? Kenapa tidak ada satupun ekstrakurikuler kita yang sama? Apa karena kita tidak ditakdirkan untuk bersama?
            Tapi, tenanglah, Dek. Aku sebagai seniormu—orang yang menaruh perhatian padamu dalam diamku, tak akan membiarkan satu orang seniorpun yang mengganggumu hanya karena kamu junior kami. Tidak akan. Aku akan melindungimu semampuku. Meskipun hanya berperan sebagai seniormu.
Dari kakak kelasmu, yang sering mengamatimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini