Kamis, 27 Februari 2014

Renungan

 Hidup (Tak) Mudah Ditebak


Hello guys ! Selamat bermalam Jum'at Pon ! No, misteri. Saatnya berkicau di dunia penuh misteri. Haha. Ah, tidak! Nggak perlu bergidik ngeri begitulah. Ini hanya aku. Seorang penulis remaja yang suka nulis. Eh, bukan. Yang suka galau :p Haha. Ralat deh ralat. Yang suka membagi tulisan seputar kegalauan.... remaja.


Malam ini, saya akan berbagi pengalaman pribadi. Yang membuat saya berkesimpulan bahwa, Hidup Tak Mudah Ditebak. Ya! Sore ini, jadwal saya menimba ilmu Kesusastraan. Yang kebetulan, bertepatan latihan ekstra Drumband. Sudah dari pagi, saya izin untuk tidak mengikuti latihan 'ekstra' Drumband. Tapi nyatanya? Baru saja melangkahkan kaki di gerbang sekolah, teman-teman Drumband mendorong saya untuk ikut latihan. Otak saya yang belum begitu nyambung ada apa, sontak protes dengan keputusan yang saya anggap sepihak. Lagi-lagi, protes tinggallah protes. Kaki melangkah menuju ruang Drumband, mengambil alat lalu..... latihan.

Setelah mengantongi izin dari pembina Sastra, otak musik saya segera beranjak. Dari berpuitis-puitis ria, beralih ke dunia musik yang disiplin tapi menggembirakan. Ada satu hal lagi yang tak terduga. Kaki saya masih mengenakan sandal! Sekali lagi. SANDAL!! Sungguh. Untuk anak Drumband, tentu hal itu tak wajar. Aneh. Kontroversial. Tapi, teman-teman saya tetap mengajak saya berjalan mengitari taman kota dengan membunyikan Marching. Ah, jika hidup ini mudah untuk ditebak, sudah dari rumah saya membawa sepatu untuk latihan Drumband. Tapi, kenyataan itu lain dengan rencana. Kenyataan itu dari Tuhan dan rencana itu dari manusia. Tentu saja berbeda!

Itu petikan cerita dari saya sore ini. Berbeda lagi dengan beberapa hari yang lalu. Sudah sekitar 6 bulan, saya mengubur mimpi saya. Mimpi terkait apa, tak usah saya ceritakan di sini.

Hari itu, saya ikut bimbingan ekstra A untuk mengikuti lomba B. Entah mengapa, saya merasa itu bukan dunia saya. Sehingga saya bosan dan jengah, lalu memilih tidak mengikuti ekstra A. Menurut saya, dengan tidak ikutnya saya dalam ekstra A, lomba B ikut runtuh. Sembari mendengar kasak-kusuk dari berbagai sumber, harapan saya untuk mengikuti lomba B benar-benar lenyap. Ada yang bilang saya diganti, ada yang bilang lomba B itu sudah dekat. Jadi, saya tidak ikut lomba B. Meski begitu, saya membesarkan hati saya. "Tuhan pasti punya rencana lain". Ya! Dan itu terbukti beberapa hari yang lalu. Saya masih menjadi kandidat lomba B! Saya tak ingin mengecewakan diri saya lagi. Berusaha mengubah dunia lain itu menjadi dunia saya sendiri. Dengan mengucap Bismillahirohamnirrohim. Insya Allah, Dia meridhoi!

2 cerita di atas tidak untuk dijadikan panutan. Hanya untuk sekedar berbagi pengalaman, dan bercermin bahwa Hidup Itu Tak Mudah Ditebak. Keinginan tak terpenuhi, bukan berarti Tuhan tak mendengar do'amu. Tapi, karena Tuhan menyiapkan sesuatu yang lebih indah dari do'amu. Selamat malam !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini