Akhirnya dia
benar-benar datang. Tersenyum lebar sambil menenteng tas. Wajahnya terlihat
segar habis mandi. Dan benar saja. Aroma wangi yang aku tahu bukan produk
parfum, menyambut hidungku saat dia mendekat. Dia masih seperti dulu. Ramah dan
murah senyum.
Kemarin dia bilang akan pulang. Dan
jika sempat, dia akan ke sini untuk membantuku belajar. Maka, seperti yang
dulu-dulu. Aku akan menyiapkan ribuan pertanyaan, agar dia berbicara
banyak-banyak. Juga, agar dia lebih lama duduk di sampingku. Berpura-pura tidak
tahu, maka, ia akan menjelaskan banyak hal. Membicarakan sesuatu yang
kutanyakan, dengan selingan canda. Diiringi gestur tangannya demi mempermudahku
untuk mengerti. Dan aku selalu menyukai itu. Terkadang, aku bertanya lagi, lalu
dia menggaruk kepala sebentar—memikirkan cara lain untuk menerangkan.