Selasa, 14 Agustus 2018

Sesaat Lagi


            Kota kelahiran saya sedang mendung.
            
Ratusan bahkan ribuan memori seketika menyergap, menaklukkan saya agar tunduk dan patuh. Delapan belas tahun saya hidup, belum pernah saya mengilas balik secara khusus selama berada di kota ini. Kota tempat saya melihat dunia untuk pertama kali; sekaligus menyaksikan saya tumbuh dan berkembang hingga detik ini.

Photo by Scott Webb on Unsplash
 Sebentar lagi, tinggal menghitung hari, saya tidak di sini.

Jumat, 03 Agustus 2018

Tidak Ada Lagi


Kalau kamu bertanya apa kabar, dan aku hanya menjawab dengan senyuman, aku harap kamu mengerti bahwa aku belum baik-baik saja.

Sepeninggalmu, hidupku perlu pembiasaan untuk melakukan banyak hal tanpa kamu.

Tidak ada yang tiba-tiba menelepon ketika aku mulai menulis.

Tidak ada yang kabarnya aku tunggu di ujung hari.

Tidak ada yang sosoknya aku nanti di beranda rumah.

Tidak ada malam minggu yang biasanya aku habiskan dengan obrolan tidak penting.

Tidak ada yang meledekku kalau tim jagoan kalah.

Tidak ada yang mencibir tiap aku membangga-banggakan pemain bola idolaku.

Tidak ada yang meracuniku Via Vallen atau Nella Kharisma.

Tidak ada yang bercerita hantu.

Tidak ada senyum yang menenangkan.

Tidak ada bahagia yang ditawarkan.

Tidak ada lagi yang membagi pandangannya mengenai hidup.

Tidak ada kamu, membuat segalanya hampir limbung, seandainya kamu mau tahu.

Tidak ada kamu, kepada siapa lagi aku akan pamer kalau aku bukan penakut—mengikuti video rumah menyeramkan Raditya Dika yang sudah sampai part 3 tanpa aku skip? Hm?

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini