13.28.
Mataku membuka pelan-pelan,
mengerjap-ngerjap. Menoleh pelan ke jendela. Hujan membungkus kota siang ini.
Aku menguap lebar-lebar. Meregangkan tubuh. Sebelah tangan meraih ponsel, dan kudapati
lima panggilan tak terjawab dari nomor yang sama. Dilanku.
Aku tersenyum masam. Aku berjanji akan
menonton pertandingan basketnya pukul 14.15 siang ini. Sementara sekarang sudah
hampir setengah dua, tapi aku belum apa-apa. Baru bangun dari tidur siang. Dia
telah berjanji akan bermain paling bagus untukku. Aku tertawa kecil saat ia
mengatakan itu. Tentu saja ia nanti bermain bagus atas nama tim—demi
sekolahnya, sekolahku juga. Aku mendesah pelan, menoleh kembali ke jendela.
Hujan memelan, berubah jadi gerimis kecil-kecil. Setelah meregangkan tubuh
sekali, aku baru bangkit, menuju kamar mandi. Cuci muka, ganti baju, kemudian
menuju gelanggang olahraga kota.