Jumat, 27 Juli 2018

Kebetulan

Kalau ada yang bertanya, seberapa dalam aku merindukan kamu, maka, akan aku jawab kalau daripada bertanya seperti itu, mintalah aku bercerita tentang bagaimana aku dan kamu bertemu. Itu lebih bisa menggambarkan bagaimana bentuk rinduku terhadapmu.

Foto diambil dari Unsplash.com
Bagaimana kebetulan-kebetulan yang menuntunku pada setiap pertemuan

Kebetulan aku dan kamu pada suatu hari saling berjabat tangan dan menyebutkan nama

Kebetulan aku dan kamu berada dalam satu kawasan yang sama, bertatap muka setiap hari

Kebetulan aku dan kamu memiliki lagu favorit yang sama

Kebetulan aku dan kamu memiliki selera humor yang sama

Kebetulan aku dan kamu memiliki pola pikir yang sama

Kebetulan aku dan kamu memiliki indra pendengaran yang satu frekuensi—sehingga, setiap ada seseorang yang menyenandungkan nada secara sumbang, aku dan kamu akan bertukar pandang kemudian tertawa

Kebetulan aku menyukai aroma parfum kamu

Kebetulan aku menyukai caramu bercerita

Kebetulan aku menantikan saat-saat kamu tertangkap mata

Kebetulan aku memasang telinga tegak-tegak setiap kisahmu mengalir dari mulut orang-orang yang kenal kamu

Kebetulan aku memakai hati untuk kenal kamu lebih jauh

Dan kebetulan aku pun terjatuh karena itu

Kebetulan kamu tidak mengalami hal seperti yang aku alami

Dan untuk hati yang patah, aku tahu itu merupakan akibat, bukan kebetulan

Senin, 23 Juli 2018

Ada Saatnya


Akan ada waktu, di mana aku bisa menjawab dengan jujur bahwa aku baik-baik saja, setiap ditanya “Apa kabar?” oleh kamu

Akan ada waktu, di mana aku bisa menyapa dengan senyum lebar tanpa mengingat bahwa kamu pernah menoreh luka

Akan ada waktu, di mana aku tidak lagi enggan untuk bertatap muka

Akan ada waktu, di mana aku tidak canggung menelepon lebih dulu atau membuka obrolan lebih awal

Akan ada waktu, di mana aku bisa menjadi diriku sendiri dalam format tidak lagi mengharapkan kamu

Akan ada waktu, di mana aku tidak lagi mengabaikan kamu, meskipun juga tidak memberi perhatian lebih untuk kamu

Akan ada waktu, di mana aku tidak lagi memasukkan kamu dalam skala prioritas

Akan ada waktu, di mana aku menghapus kamu dari daftar orang-orang spesial

Akan ada waktu, di mana jantungku tidak berdebar hanya karena melihat kamu

Akan ada waktu, di mana aku tetap bisa bernapas bebas saat nama kamu tertangkap telinga

Akan ada waktu, di mana aku ikut bahagia saat kamu bahagia, tidak peduli bersama siapa kamu merayakan kebahagiaan itu

Memang tidak sekarang

Tapi aku yakin, akan ada saatnya

Tunggu saja

Sabtu, 14 Juli 2018

Another Wor(l)ds


        Kamu datang seperti biasa. Memakai kemeja yang tidak kamu kancingkan, kaos warna biru yang senada dengan kemejamu, sepasang sepatu yang sepertinya usai kamu cuci, jam tangan hitam dengan merk yang sama meskipun sudah berganti-ganti model, juga aroma parfum yang spontan menyambut hidungku ketika kamu menginjakkan kaki di teras rumah.

            Penampilanmu memang seperti biasa.

            Tapi kamu terlambat lima menit.

            Sebagai manusia yang selalu tepat waktu, sekalipun hanya untuk mengunjungi rumahku, aku tahu bahwa di luar kebiasaanmu ini, ada sesuatu yang patut menderingkan alarm di kepalaku.

Jumat, 06 Juli 2018

[[ P E R H A T I A N ]]



Bagi saya, ini semua tidak pernah mudah.
             
Menulis hampir seluruh perasaan saya, menjadikannya sebuah buku, dan diberi izin oleh Allah SWT melalui Penerbit Ellunar untuk dibaca banyak orang, ternyata hanya titik awal.

            Sebelum ini, saya pikir menjadi penulis hanya keinginan yang kemungkinan mengendap sebagai angan. Saya hanya tahu menulis. Paling pol ya blogging. Tapi, semakin ke sini, saya belajar bahwa itu tidak cukup. Saya harus menyiapkan pondasi blog saya dengan baik. Template yang menarik hati, dan yang seharusnya mencerminkan kepribadian saya sendiri. Apalagi dengan munculnya buku saya ke permukaan, saya juga memiliki tugas untuk membawanya ke tepi. Digaet banyak orang—dinikmati banyak pembaca.

Kamu Harus Baca Ini

#SWORDS's After Story

Hidupku tidak banyak berubah, seandainya kamu ingin bertanya keadaanku kini.              Bersyukur banyak-banyak karena sekolah lanjut...

Banyak yang Baca Ini